Puasa bukan cuma perkara menahan lapar, haus, dan emosi. Bulan ramadan juga berarti Anda harus menjaga lisan dan tulisan agar tak menyakiti hati atau menyinggung orang lain.
Sudahkah Anda menjaga lisan selama puasa?
Ustazah Shoimah Kastolani mengungkapkan bahwa perintah menjaga lisan ini terkandung dalam Al Qur'an surat Al Ahzab ayat 70. Yakni hubungan antara takwa dan perkataan yang benar, di mana tujuan Ramadhan adalah meningkatkan ketakwaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Allah Subhanahu Wa Ta'ala (SWT) berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. (QS. Al Ahzab: 70).
"Betapa pentingnya menjaga lisan, sebab bila hati terlanjur luka oleh lisan, tak mudah menyembuhkan hati yang tergores karena ucapan," ucapnya.
"Meski tak berbekas, akan selalu terngiang, bahkan hingga akhir hidupnya, 'sakitnya tuh di sini'."
Oleh karenanya, dia mengungkapkan untuk lebih baik diam dibanding bicara namun melukai hati lawan bicara. Namun perihal lisan tak cuma terhadap lawan bicara langsung.
Tak jarang, sesekali, Anda keceplosan saat ngobrol, bergunjing, bergosip, atau ghibah. Bagaimana dengan hukumnya?
Shoimah mengungkapkan berghibahmemang tidak membatalkan puasa.
"Agar berkualitas puasanya, pengendalian diri dari nafsu syahwat, termasuk nafsu bicara kotor, harus diikhtiarkan. Memang, mengumpat, berghibah tidak sampai membatalkan puasa," tuturnya.
"Memang ghibah, mencela orang, dan mencaci orang tidak membatalkan tapi bisa mengurangi pahala puasa."
"Ingat, ada empat golongan orang yang dicintai di surga, salah satunya adalah orang yang menjaga lisannya."
KLIK DI SINI UNTUK ARTIKEL SELANJUTNYA
(chs)