Kata Pakar soal Viral Anak Tak Tahu Akronim 'SD'

CNN Indonesia
Kamis, 22 Apr 2021 07:31 WIB
Sebuah konten video TikTok viral memperlihatkan beberapa anak yang tak tahu kepanjangan dari 'SD'. Bagaimana para ahli melihatnya?
Ilustrasi. Konsep pendidikan dan peran orang tua yang minim membuat tingkat literasi anak jadi rendah. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Sementara itu, Ketua Yayasan Guru Belajar Bukik Setiawan justru menyoroti budaya pendidikan di Indonesia yang cenderung fokus pada konsep 'belajar demi ujian'. Proses pembelajaran dilakukan hanya untuk menyelesaikan lembar-lembar soal ujian.

Akronim SD tentu tak akan menjadi salah satu soal dalam ujian. Hal itu lantas membuat anak merasa tak perlu mencari tahu akronim dari SD.

"Apa menariknya SD sehingga harus dihafalkan? Apa SD itu nama kesebelasan favorit? Nama grup di games online? Enggak juga, jadi buat apa dihafalkan," kata Bukik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itu juga yang bisa jadi sebab mengapa minat membaca menjadi rendah. Bukik mengatakan, di sekolah, membaca hanya menjadi fungsi yang berguna di ruang kelas ketika mengerjakan tugas atau mengerjakan ujian. Anak-anak hanya akan mencari tahu jawaban atau persoalan apa yang kemungkinan akan keluar pada lembar ujian mereka dan tidak mencari tahu asal usul, sebab, atau pengetahuan lain di luar lembar soal yang disajikan.

"Pendidikan kita menekankan belajar hanya demi ujian, anak-anak tidak didorong untuk peka dan memikirkan lingkungan sekitar. Pendidikan yang mengabaikan konteks kehidupan," ucap Bukik.

Tips untuk Orang Tua

Rendahnya budaya membaca bisa menyulitkan anak menghadapi dunia dewasa. Selain pengetahuan yang rendah, anak juga akan kesulitan ketika berada di dunia kerja yang mengharuskannya menjadi pribadi yang inovatif dan kreatif. Itu sebabnya, orang tua perlu menjadi salah satu support system anak agar lebih tertarik membaca.

Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan.

1. Biasakan membaca di depan anak

Ratih mengatakan, anak yang terbiasa melihat orang tuanya membaca akan cenderung mengikuti kebiasaan tersebut. Anak juga tidak merasa tertekan saat membaca karena orang tuanya juga ikut membaca bersamanya.

Ilustrasi anak sekolahIlustrasi. Orang tua harus berupaya untuk meningkatkan tingkat literasi anak. (Istockphoto/ Fizkes)

"Jadi enggak ada tuh, pikiran 'kok aku disuruh baca buku tapi papa dan mama enggak baca buku'. Anak jadi akan lebih tertarik membaca karena melihat orang tuanya juga membaca buku," kata Ratih.

2. Membaca setiap hari

Biasakan anak membaca buku yang berbeda atau buku yang ia inginkan setiap hari. Anak juga dipersilahkan membaca apa pun selain buku, seperti koran, lembar iklan, atau spanduk iklan yang berada di jalanan.

Orang tua bisa membantu anak menjelaskan kata-kata yang sulit dimengerti atau mendorong anak supaya mencari tahu lebih banyak dari sebuah spanduk iklan atau potongan iklan koran. Tujuannya, agar anak semakin penasaran dan mencari tahu lebih banyak dengan membaca.

3. Jangan menghindari pertanyaan

Tak sedikit orang tua yang menghindari pertanyaan anak dan cenderung menjawabnya sesuka hati. Jika dalam keadaan tidak tahu jawaban dari pertanyaan anak, orang tua sebaiknya jujur dan mengajak anak mencari tahu bersama.

Anak-anak bisa mengajukan pertanyaan filosofis yang sulit dijawab bahkan oleh orang dewasa sekali pun. Namun, ini menjadi bagian dari tahap tumbuh kembang anak yang baik. Pada tahap ini, orang tua sebaiknya membantu memberikan jawaban yang tepat pada anak.

"Kalau enggak tahu, jangan dijawab 'nanti juga kamu tahu', atau 'nanti aja jawabnya'. Sebaiknya orang tua mengajak anaknya sama-sama mencari tahu jawaban, bisa dengan membuka buku bersama, atau mencari jawabannya dari artikel internet kemudian dibaca bersama," tutur Ratih.

(mel/asr)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER