Echinacea merupakan tanaman yang biasanya digunakan untuk terapi pengobatan. Tanaman yang biasa tumbuh di dataran tinggi ini punya segudang manfaat untuk kesehatan. Di masa pandemi Covid-19, tanaman ini digunakan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Di dunia medis, tanaman Echinacea yang termasuk dalam famili Asteraceae merupakan bahan herbal yang paling banyak digunakan untuk menyembuhkan batuk dan pilek.
Dokter spesialis penyakit dalam Gatot Soegiarto mengatakan, beberapa penelitian terbaru saat pandemi Covid-19 diklaim menunjukkan Echinacea baik untuk membantu pengobatan pasien Covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Echinacea merupakan bahan herbal yang paling banyak digunakan untuk menyembuhkan flu. Selain itu, saat ini digunakan juga sebagai terapi untuk inflamasi dan beberapa gangguan kesehatan lainnya," kata Gatot dalam sebuah diskusi virtual, Rabu (28/4).
Ia menjelaskan, ekstrak Echinacea dapat meningkatkan lapisan sel epitel yang merupakan sel terluar tubuh. Sel ini berfungsi melindungi bagian dalam tubuh dari virus. Pada lapisan kedua (innate immunity), ekstrak Echinacea dapat meningkatkan kemampuan fagositosis yang membentuk sel baru. Serta pada lapisan ketiga sistem imun, ekstrak Echinacea dapat membantu pembentukan produksi limfosit T dan B penghasil antibodi.
"Echinacea juga punya efek imunomodulasi yang memodifikasi sel imun. Ketika terlalu banyak sel imun dalam tubuh dia 'mengerem' pembentukannya. Dan, ketika sel imun terlalu sedikit, dia 'gas' sehingga terbentuk lebih banyak," ujar Gatot.
Ekstrak Echinacea memang berfungsi untuk menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap kuat. Karena itu-lah, ekstrak Echinacea juga baik diberikan pada pasien Covid-19 asimtomatis (tanpa gejala) dan pasien bergejala ringan.
Gatot menjelaskan, sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Virologi pada 2020 yang menguji penggunaan Echinacea untuk mengobati HCoV-229E penyebab flu biasa dan SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Pada uji in vitro, dalam jurnal tersebut, menunjukkan pemberian Echinacea terbukti menurunkan aktivitas dua virus tersebut hingga 50 persen.
Ia juga kemudian mencoba melakukan sebuah observasi terhadap 149 pasien Covid-19 di dua rumah sakit di Surabaya. Sebanyak 149 pasien Covid-19 yang terdiri dari pasien tanpa gejala, bergejala ringan, sedang, dan berat, diberikan suplemen Echinacea dan black elderberry dengan dosis tinggi selama pengobatan.
Hasilnya menunjukkan sebanyak 82,9 persen pasien keluar rumah sakit (KRS) dalam kondisi sembuh.
"Jadi, artinya bisa disimpulkan bahwa dengan dosis tinggi, suplemen Echinacea purpurea dan black elderberry dosis tinggi 3x1000 mg per hari yang diberikan dengan terapi standar lainnya, tidak membuat kondisi klinis pasien lebih buruk, tidak menyebabkan badai sitokin, dan sebagian pasien tersebut dapat tertolong hingga akhirnya KRS," jelas Gatot.
Meski demikian, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan manfaat Echinacea pada pasien Covid-19.
"Hasil penelitian tersebut masih berupa observasi yang masih perlu dibuktikan lebih lanjut dalam uji klinis dengan desain yang baik," tuturnya.
![]() Disclaimer: penelitian ini masih membutuhkan kajian lebih lanjut dan mendalam sebelum bisa ditetapkan sebagai obat untuk mengatasi infeksi corona. WHO dan kemenkes hingga saat ini belum merekomendasikan obat tertentu untuk penyembuhan Covid-19. |