Italia telah mengungkap rencana penerapan sertifikat digital 'Green Pass', yang memungkinkan wisatawan mancanegara mendatangi salah satu destinasi wisata terpopuler di dunia itu mulai pertengahan Mei tahun ini.
Green Pass akan memungkinkan turis mancanegara untuk masuk Italia tanpa karantina, selama mereka dapat membuktikan bahwa mereka telah divaksinasi, baru-baru ini dinyatakan negatif, atau telah pulih dari virus COVID-19.
Rincian rencana tersebut diungkapkan oleh Perdana Menteri Italia, Mario Draghi, pada konferensi pers setelah pertemuan virtual para menteri pariwisata G20.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pandemi telah memaksa kami untuk tutup sementara, tetapi Italia siap menyambut dunia kembali," katanya, seperti yang dikutip dari siaran langsung di Youtube G20 Italy pada Selasa (4/5).
Inisiatif Green Pass dicetuskan sebelum peluncuran 'Digital Green Initiative' Uni Eropa (UE).
Komisi Eropa - cabang eksekutif UE - baru-baru ini mempresentasikan proposal untuk mengurangi pembatasan perjalanan yang bukan darurat bagi pelancong yang datang dari negara-negara dengan situasi epidemiologis yang baik, dan mereka yang telah menerima dosis terakhir yang direkomendasikan dari vaksin resmi UE.
Jika proposal disetujui, diharapkan sertifikat digital tersebut bisa digunakan pada paruh kedua bulan Juni.
Namun, Italia sangat ingin melihat para pelancong kembali lebih cepat.
Draghi menyatakan: "Kami harus memberikan aturan yang jelas dan sederhana untuk memastikan bahwa wisatawan dapat datang dan melakukan perjalanan di Italia dengan aman."
Green Pass akan membantu Italia bergabung dengan negara-negara Eropa lainnya, seperti Yunani dan Siprus, yang telah memperkenalkan aturan mereka sendiri tentang menyambut pelancong internasional untuk membantu memulai industri pariwisata.
"Saat kami mempersiapkan sertifikat Eropa, pemerintah Italia telah memperkenalkan 'Green Pass' skala nasional yang memungkinkan orang untuk berpindah ke semua wilayah mulai paruh kedua Mei," kata Draghi.
Mengutip Lonely Planet pada Kamis (6/5), detail tentang cara kerja izin tersebut belum terungkap.
Menteri Pariwisata Italia, Massimo Garavaglia, mengonfirmasi kepada saluran berita Italia, SkyTg24, bahwa "tiket masuk" tersebut akan tersedia untuk pelancong dari negara-negara non-UE, termasuk Amerika Serikat dan Inggris.
Italia adalah rumah bagi seni rupa, arsitektur, dan kuliner, dan memiliki lebih banyak situs budaya Warisan Dunia UNESCO daripada negara lain di dunia.
Di antara objek wisata populernya adalah Pompeii, di mana pengunjung dapat berjalan mengikuti jejak orang Romawi kuno, dan Ravenna, rumah bagi harta karun Bizantium yang berkilauan.
Gondola Venesia yang melintasi Jembatan Rialto juga ramai dikunjungi wisatawan yang tengah berbulan madu.
Sedangkan Roma adalah rumah bagi Basilika Santo Petrus, Museum Vatikan dan Colosseum, serta Air Mancur Trevi yang ikonis.
Lihat juga:FOTO: Gerbang Vatikan Kembali Dibuka |