Jakarta, CNN Indonesia --
Risiko keguguran akan selalu mengintai ibu hamil. Kenali beberapa penyebab keguguran agar diwaspadai.
Seorang ibu hamil disebut mengalami keguguran jika kehamilannya berhenti atau janin mati dengan sendirinya saat masih hamil muda atau sebelum usia 20 minggu. Setidaknya 10-20 persen kehamilan berakhir dengan keguguran.
Tanda-tanda utama keguguran adalah adanya pendarahan pada vagina dan nyeri perut. Kendati demikian, tetap diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan keguguran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebab keguguran sangat beragam. Berikut beberapa penyebabnya, mengutip berbagai sumber.
1. Masalah pada kromosom
Mengutip WebMD, keguguran yang terjadi pada 12 minggu pertama sebagian besar disebabkan oleh masalah pada kromosom bayi. Bayi tak dapat tumbuh secara normal dengan jumlah kromosom yang salah atau rusak.
Kelainan kromosom pada bayi yang belum lahir ini memicu berbagai masalah seperti embrio yang tidak berkembang, plasenta tidak tumbuh normal, hingga janin yang tidak berkembang.
Tak ada cara untuk mencegah masalah kromosom. Seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 35 tahun, risiko masalah kromosom akan meningkat.
2. Kondisi medis tertentu
Keguguran sering kali dipicu oleh masalah kesehatan pada ibu. Beberapa kondisi medis yang memengaruhi kehamilan di antaranya:
- infeksi Cytomegalovirus atau rubella
- penyakit kronis seperti diabetes dan tekanan darah tinggi
- penyakit tiroid, lupus, dan gangguan autoimun lainnya
- masalah pada rahim atau leher rahim seperti fibroid
- infeksi menular seksual seperti klamidia, gonore, sifilis, atau HIV
3. Gaya hidup
Gaya hidup buruk calon ibu juga dapat meningkatkan risiko keguguran seperti kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol, dan obat-obatan terlarang.
Selain asap rokok, zat-zat tertentu di lingkungan rumah atau tempat kerja dapat membahayakan kehamilan.
Simak penyebab keguguran lainnya, gejala, dan cara membedakan dengan menstruasi di halaman berikutnya.
4. Pengobatan tertentu
Beberapa jenis obat dapat meningkatkan risiko keguguran, di antaranya:
- misoprostol, digunakan untuk mengatasi tukak lambung dan rheumatoid arthristis
- methotrexate, digunakan untuk mengatasi rhematoid arthritis
- retinoid, digunakan untuk mengatasi eksim dan jerawat
- obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) untuk meredakan rasa nyeri dan peradangan
5. Keracunan makanan
Paparan bakteri seperti Listeria, Salmonella, dan Toksoplasma berisiko memicu keguguran. Listeria biasanya ditemukan dalam keju lunak yang tidak dipasteurisasai dan makanan laut mentah atau setengah matang.
Sementara Salmonella biasanya ditemukan pada telur mentah atau setengah matang. Dan, Toksoplasma paling sering disebabkan oleh konsumsi daging mentah yang terinfeksi.
Perlu diketahui pula, beberapa bakteri seperti Listeria dan Toksoplasma dapat menginfeksi bayi yang belum lahir meski tak ada gejala yang dirasakan ibu hamil.
Gejala Keguguran
Gejala keguguran akan berbeda pada setiap ibu hamil. Dalam beberapa kasus, keguguran terjadi begitu cepat, bahkan mungkin membuat Anda tak menyadari kehamilan.
Mengutip Healthline, berikut beberapa gejala keguguran:
- munculnya bercak darah
- pendarahan pada vagina
- keluarnya cairan dari vagina
- kram perut
- nyeri punggung ringan hingga parah.
Hubungi dokter jika Anda mengalami gejala-gejala di atas selama kehamilan.
Keguguran atau Menstruasi?
Sering kali keguguran terjadi saat Anda belum menyadari kehamilan. Selain itu, sama halnya seperti periode menstruasi, beberapa kasus keguguran melibatkan pendarahan vagina dan kram.
Bagaimana cara membedakan keguguran atau menstruasi? Berikut beberapa faktor yang perlu dipertimbangakan.
1. Gejala
Pada kasus keguguran, sakit punggung atau perut akan memburuk setelah keluarnya cairan. Selain itu, gumpalan darah yang besar juga dapat mengindikasikan keguguran.
2. Waktu
Keguguran di awal kehamilan bisa disalahartikan sebagai menstruasi. Namun, hal ini kecil kemungkinannya setelah delapan minggu kehamilan.
3. Durasi gejala
Gejala keguguran biasanya memburuk dan berlangsung lebih lama dari menstruasi.