Kabar mengenai hancurnya Baghdad Zoo langsung menyebar ke seluruh dunia. Pada pertengahan April 2003, konservasionis Afrika Selatan Lawrence Anthony dari Suaka Margasatwa Thula Thula di Zululand, bepergian dengan mobil sewaan bersama dua asistennya dari Kuwait untuk membawa bantuan ke Baghdad Zoo.
Rombongan ini merupakan warga sipil pertama yang masuk ke Irak setelah invasi. Meski perjalanannya direpotkan oleh urusan birokrasi dan riskannya kondisi keamanan, rombongan ini berhasil masuk ke Baghdad Zoo.
Bekerja dengan direktur Baghdad Zoo Dr. Adel Salman Mousa dan Dr. Husham Mohamed Hussan dan beberapa staf yang nekat kembali, mereka mulai merawat dan memberi makan hewan yang tersisa dan memulihkan standar kebersihan kandang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagian besar hewan diselamatkan ke istana keluarga Hussein dan kebun binatang pribadi di sekitar Baghdad, dan termasuk singa, harimau, beruang coklat, serigala, rubah, unta, burung unta, musang, dan beberapa primata.
Kapten Angkatan Darat AS William Sumner dari Brigade Urusan Sipil ke-354 adalah perwira militer yang bertanggung jawab atas kebun binatang dan bergabung dengan tim untuk meningkatkan keamanan dan membendung arus penjarah.
Organisasi perlindungan hewan seperti Wildaid, Care for the Wild International, dan IFAW, lalu mulai ikut membantu.
Kebun binatang dan taman sekitarnya dibuka kembali untuk umum pada tanggal 20 Juli 2003, setelah perbaikan dan renovasi oleh insinyur Angkatan Darat AS.
Saat pembukaan kembali, terdapat 86 hewan yang dipajang, termasuk ke-19 singa yang masih hidup dan selamat dari penjarahan.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...