SURAT DARI RANTAU

Alkisah Gowes Sepeda Keliling Dunia bersama Suami

Anisa Subekti | CNN Indonesia
Minggu, 23 Mei 2021 13:02 WIB
Bersepeda sudah menjadi hobi saya dan suami. Tak disangka, kami punya kesempatan keliling dunia sambil gowes.
Penulis saat perjalanan bersepeda lintas negara. (Arsip Anisa Subekti)

Tapi banyak juga tempat indah yang kami lewati. Tiga tempat terindah menurut Luís ialah; Peru, Gunung El Chalten di Argentina, dan pemukiman Suku asli Namibia dan Angola.

Banyak sekali tempat yang indah di Peru, terutama di pegunungan Andes. Satu lagi yang spesial di sini adalah Machu Picchu. Karena tidak ada jalur buat pesepeda, kami harus meninggalkan sepeda di Cusco dan naik angkutan umum untuk mengunjungi tempat ini.

Selama Luís menggambar dan saya berfoto di Machu Picchu, kami merasakan semua cuaca dalam satu tempat: kabut, panas, dingin, dan hujan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tempat terindah kedua menurut Luís ialah Gunung El Chalten di Argentina. Untuk ke gunung ini, kami harus meninggalkan sepeda dan hiking seharian untuk keesokan paginya pergi ke puncak demi menikmati matahari terbit.

Lalu pemukiman Suku asli Namibia dan Angola: Himba dan Muakahona. Orang-orang dari suku asli biasanya sudah terbiasa dengan foto. Malah kebanyakan capek dengan turis yang seenaknya jeprat-jepret. Tapi lain hal dengan sketsa, mereka tidak mengerti apa yang Luís lakukan. Lalu kami menjelaskan kepada mereka mengenai seni gambar.

Indah itu kadang bukan soal tempat, bisa jadi soal apa yang kami rasa atau kesan saat itu.

Bertengkar dan jatuh sakit

Sama seperti pasangan pada umumnya, tentu saja kami pernah bertengkar. Hanya saja pertengkaran kami biasanya terjadi di tengah-tengah gunung, di rumah orang yang lagi kami tumpangi untuk istirahat, atau pernah juga tengah-tengah ladang garam.

Pernah ada kejadian lucu. Awalnya kami bertemu sepasang pesepeda asal Argentina dan seorang pesepeda asal Perancis di El Bordo, salah satu kota kecil di Kolombia. Karena arah kami sama dan lingkungan yang akan lewati termasuk berbahaya, kami berpikir kalau gowes berbarengan akan lebih aman. Jadilah kami berlima gowes ke selatan menuju perbatasan Kolombia-Ekuador.

Waktu itu adalah kali pertama untuk saya dan Luis bersepeda dengan pesepeda lain. Hari pertama kami gowes sejauh 75km dengan tanjakan 1.500m. Meskipun berat, hari itu seru banget! Peluh terasa ringan karena kami saling memberi dukungan satu sama lain.

Malam harinya kami sewa kamar sederhana (kira-kira Rp50 ribu per kamar) yang biasanya untuk para supir truk menginap. Setelah makan malam, kami langsung ke kamar masing-masing untuk beristirahat, karena keesokan harinya kami masih harus bangun pagi-pagi untuk melanjutkan perjalanan yang panjang.

Tengah malam, tiba-tiba saya dengar suara musik yang sangat kencang, bahkan jendela kamar saya sampai bergetar. Saya menunggu 3 menit.., 5 menit.., tapi musik belum juga berhenti. Saya yang kesal tidak bisa tidur langsung keluar mencari asal mula musik itu. Saya heran kenapa dari pihak pengelola tidak menegur tamu yang menjadi biang keroknya.

Ketika sampai di depan pintu tempat suara musik terdengar, saya langsung menggedor pintunya.

"Senor.., puedes bajar la musica por favor?" Saya minta suara musiknya dikecilkan.

Bukannya dikecilkan, dia cuman bilang, 'Ratico, ratico!' yang artinya 'sebentar, sebenar!' suara desahan terdengar bercampur dengan musik kencang itu.

Saya semakin kesal saat mendengarnya. Saya gedor pintunya berkali-kali jawabannya tetap saja sama.

Kemudian pegawai penginapan datang untuk memperingati tamu tersebut agar mematikan musiknya, tapi tetap saja tidak digubris. Si pegawai itu pergi sebentar lalu tidak lama kembali lagi sambil membawa remote. "Buat apa remote?" pikir saya.

Rupanya ia mematikan musik itu dari lubang di atas pintu. Musiknya sudah mati, eh tersisa suara desahan yang keras terdengar di seluruh penginapan. Canggung dan tidak bisa berbicara apa-apa ke pegawai penginapan, setelah bilang 'gracias' saya langsung lari kembali ke kamar.

Pagi harinya waktu sarapan bersama teman-teman saya, mereka menggoda saya pake kata 'ratico.., ratico!' berkali-kali. Ternyata mereka dengar semua malam hari itu.

Sampai sekarang, kalau saya dengar ada yang bilang 'ratico', saya langsung menahan ketawa karena kejadian malam itu hehehe....

Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...

 

[Gambas:Instagram]



Alkisah Gowes Sepeda Keliling Dunia bersama Suami

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER