Ketupat Jembut, Kuliner Semarangan Penuh Makna Kesederhanaan

CNN Indonesia
Rabu, 26 Mei 2021 20:00 WIB
Sejumlah daerah di Jawa Tengah mulai mempersiapkan perayaansyawalan dengan berbagai tradisi. Salah satunya dengan ketupat jembut.
Ketupat Jembut di Semarang (detikFood/Angling Adhitya Purbaya)

Murdijati mengungkapkan bahwa sebenarnya tradisi kuliner Semarang kupat jembut ini merupakan satu rangkaian dengan makanan lainnya.

"Jadi Semarang itu sebetulnya dibangun oleh Mataram Kuno pada abad ke-6. Lalu lama-lama menjadi pelabuhan besar, dikunjungi berbagai bangsa. Tadinya pelabuhan itu dipakai untuk bertemunya pedagang hasil bumi yang dari Jawa itu Beras, Maluku itu rempah, kemudian ada pedagang dari India dan Arab yang merupakan juragan rempah," ucapnya.

"Ke Semarang mereka bawa rempah dari negerinya sendiri, India berdagang permata, lama-lama ada yg menetap dan berbaur dengan warga lokal. Mereka juga mengadakan serangkaian kegiatan yang diawali di awal bulan Ramadan."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tradisi kuliner yang terkait dengan keagamaan pun dimulai dengan tradisi bubur India. Murdijati menceritakan bahwa bubur ini dibuat dari beras dengan campuran aneka bumbu dapur lain seperti sereh, jahe, cengkeh, pala, lada, kapulaga,pandan, dan kayumanis.

"Ada masjid di Semarang, Masjid Pekojan yang menyediakan bubur india sampai sekarang."

Rangkaian kuliner ini lalu disambung oleh ide pemerintah untuk ikut untuk meramaikan makanan lokal di bulan Ramadan. Kuliner ini disebut sebagai roti ganjel rel.

Roti ini dibuat dari gaplek (tepung singkong yang dikeringkan) kemudian dimasak dengan gula kelapa dan dipanggang seperti roti setelah diberi ragi. Setelah setengah matang, roti ini lalu diberi wijen di atasnya.

"Namanya ganjel rel. Maksudnya supaya selama bulan puasa orang melepaskan semua yang ganjel supaya puasanya baik," katanya.

Usai ganjel rel, tradisi Ramadan kemudian diramaikan dengan arak-arakan yang disebut warak ngendog. Ini merupakan hiburan untuk anak-anak.

"Warak itu binatang dari Arab, kulitnya ada tonjolan dan lehernya panjang dan berkepala naga. Ini menjadi simbol keberadaan masyarakat tionghoa," katanya.

"Warak ini di ekornya ada telurnya, anak-anak ngumpul dan rebutan dan waraknya diarak-arak."

Di akhir bulan puasa, tradusukembali diramaikan dengan bubur india. Lalu orang mengakhiri dengan ketupat opor sambel goreng dan lainnya.

"Tapi di saat tertentu, orang kehabisan barang untuk merayakan Lebaran, maka terciptalah kupat jembut."

"Salah satu acara masyarakat untuk memeriahkan hari raya keagaman dengan seadanya. Tapi saat orang nggak punya sesuatu untuk merayakan lebaran lalu tercipta makanan baru yang disambung dengan rangkaian makanan saat Lebaran."

(chs)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER