Jatuh Bangun Teh Indonesia, Kerja Paksa hingga Nasionalisasi

CNN Indonesia
Minggu, 30 Mei 2021 06:57 WIB
Tradisi teh di Indonesia tak lepas dari pengaruh masa kolonial. Industri teh mengalami jatuh bangun, mulai dari kerja paksa hingga teh yang dinasionalisasikan.
Ilustrasi. Industri teh mengalami jatuh bangun, mulai dari kerja paksa hingga teh yang dinasionalisasikan. (iStockphoto/Prapat Aowsakorn)

Rachmad mengatakan, teh awalnya diproses dengan cara diseduh. Teh diletakkan pada saringan, kemudian disiram air panas. Saringan pertama bertujuan untuk menghilangkan serbuk teh, sementara saringan kedua untuk diminum.

"Jadi disiram air yang mau mendidih di saringan teh, kemudian yang diminum itu air saringan kedua, yang pertama untuk menghilangkan dust-nya," ucapnya.

Setelah diakuisisi pada 1950-an, teh semakin populer di Indonesia. Setiap menjamu tamu, teh menjadi pilihan pertama. Meskipun teh yang tersedia di pasaran bukan teh kualitas pertama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di daerah Pantura, teh dikreasikan dengan bunga melati agar aromanya lebih harum. Hal ini wajar mengingat teh yang ditanam di Indonesia merupakan varietas assam yang aromanya kurang kuat. Teh bunga melati pun mulai marak dikonsumsi.

Namun, industri teh gonjang-ganjing pada 1970 membuat teh di pasaran makin langka. PTPN, industri teh milik negara berhasil bertahan dari carut marut situasi politik kala itu.

Teh juga kalah saing dengan minuman soda pada 1990. Saat itu, kawula muda lebih menyenangi soda ketimbang teh. Alhasil beberapa industri teh tanah air mulai beradaptasi dan menciptakan teh berkarbonasi. Meskipun cara ini gagal mempertahankan popularitas teh.

Baru setelahnya, teh diperkenalkan dalam bentuk teh kantong. Teh kantong diharapkan bisa mendongkrak popularitas teh seperti masa kolonial.

"Kemunculan kantong teh sebenarnya enggak berhasil mengembalikan popularitas teh, tapi dia membuat konsumsi teh tetap ada di kantor-kantor, di perjalanan, karena dia memberikan kemudahan meminum teh," ucap Rachmad.


Mengembalikan Kejayaan Teh

Rachmad mengaku cukup sulit mengembalikan popularitas teh. Di Indonesia, teh semakin tersingkir dengan menjamurnya kedai kopi. Kondisi ini juga yang membuat produksi teh Indonesia cenderung turun setiap tahunnya.

Jika pada 1990-2005, industri teh di Indonesia bisa memproduksi 150 ribu ton teh setahun, dengan ekspor lebih dari 90 ribu ton, kini produksi bisa kurang dari 140 ribu ton dengan ekspor hanya 48 ribu ton setahun.

tea cup with tea leavesIlustrasi. Di Indonesia, teh kalah populer dengan kopi. (iStockphoto/KMNPhoto)

"Sementara ekspor ini harus ditingkatkan karena dia harganya naik, supaya industri kuat. Teh yang dijual di dalam negeri harganya murah karena bukan teh special grade," ujarnya.

Memasarkan teh pada masyarakat Indonesia juga cenderung sulit. Sebabnya, orang Indonesia agak enggan membeli teh premium yang harganya sedikit lebih mahal dari teh biasa. Padahal, teh premium ini-lah yang menjadi sumber utama berdirinya industri teh di dalam negeri.

"Konsumen dalam negeri belum bisa menerima teh bagus dalam harga agak tinggi," ujarnya.

Memasarkan teh dengan cara kopi juga bukan ide yang bagus. Sebabnya, penyajian teh berbeda dengan penyajian kopi. Teh biasa disajikan dalam pot dan bisa diminum hingga 5-6 gelas seorang. Minum teh lebih tepat dengan pendekatan budaya ketimbang pendekatan 'nongkrong' ala cara pemasaran kopi.

"Teh dan kopi punya cara pemasaran sendiri, teh lebih dekat dengan budaya, sementara kopi lebih populernya di kedai, bukan disajikan di rumah," kata Rachmad.

Meski kalah populer dibanding kopi, pundi rupiah dari industri teh sebetulnya jauh lebih tinggi jika memasukkan kelompok teh kemasan. Industri teh kaleng, teh dalam botol, atau teh aneka rasa merupakan industri terbesar kedua setelah industri air mineral.

Namun, tentunya teh kemasan tak baik dikonsumsi setiap hari. Sejatinya teh seduh mengandung banyak manfaat baik bagi tubuh. Oleh karena itu, sebaiknya mengonsumsi teh seduh. Selain menyehatkan, Anda juga ikut membangun industri teh tanah air.

(mel/asr)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER