Bahaya Keracunan Gas dan Cara Mengatasinya

CNN Indonesia
Sabtu, 05 Jun 2021 05:15 WIB
Zat beracun dalam gas yang tak sengaja terhirup bisa beredar dalam darah dan menyebabkan gejala klinis tertentu.
Ilustrasi. Zat beracun dalam gas yang tak sengaja terhirup bisa beredar dalam darah dan menyebabkan gejala klinis tertentu. (Pixabay/PublicDomainPictures)

Tri mengatakan, bahkan orang dengan gejala keracunan ringan sekali pun harus mendapatkan perawatan medis. Gejala keracunan seperti sakit kepala, pusing, dan mual, bisa meningkatkan fatalitas pasien. Perawatan terbaik adalah dengan membawanya segera ke pusat penanganan medis.

"Penanganan terbaik adalah membawanya ke UGD rumah sakit supaya dapat diketahui berapa banyak gas yang terhirup dalam darah, kerusakan organ apa yang mungkin terjadi, sehingga akan ditangani lebih cepat," kata Tri.

Sebaiknya pasien dengan keracunan gas mendapat penanganan medis tidak kurang dari 24 jam setelah terpapar. Tri menjelaskan, kurun waktu 24 jam tersebut merupakan 'golden time' penanganan kegawatdaruratan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semakin cepat ditangani, semakin rendah kemungkinan memburuk," ucapnya.

Pada kondisi keracunan gas, dokter akan memberikan terapi oksigen (terapi hiperbarik) untuk menstabilkan kadar oksigen dalam tubuh. Terapi ini mengharuskan pasien keracunan menghirup oksigen murni dalam satu ruangan tertutup. Terapi ini hanya dilakukan di ruangan khusus yang dapat meningkatkan tekanan udara.

"Biasanya dia diberikan dalam jangka waktu tertentu supaya mengembalikan fungsi organ yang mengalami kerusakan," kata Tri.

Dokter juga akan memberikan obat sesuai dengan gejala keracunan yang ditimbulkan. Seperti obat mual dan obat pusing.

Jika Anda mendapati gejala keracunan, sebaiknya memang segera mendapatkan perawatan medis. Ketika Anda sadar bahwa udara yang dihirup terkontaminasi racun, maka segera cari ruang terbuka dan mendatangi pusat medis terdekat.

(mel/asr)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER