2. Hindari makanan olahan, tinggi garam dan gula
![]() ilustrasi fast food |
Makanan olahan adalah kebalikan dari makanan utuh. Makanan ini biasanya sudah dikemas dan termasuk pilihan seperti sereal, biskuit, roti tertentu, keripik, dan daging olahan seperti daging makan siang dan bacon.
Makanan olahan biasanya mengandung banyak gula dan garam, yang dapat berkontribusi pada penumpukan plak yang dapat menyebabkan stroke iskemik, kata Chen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satu studi terhadap guru California, yang diterbitkan pada Mei 2020 di Journal of American Heart Association, menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi satu atau lebih minuman manis - termasuk soda, minuman energi atau olahraga, dan jus buah dengan tambahan gula - 20 persen lebih banyak. cenderung mengalami stroke dibandingkan wanita yang jarang minum minuman manis.
3. Makan lebih banyak kacang-kacangan
![]() |
Kacang-kacangan - kelas sayuran yang mencakup kacang-kacangan, lentil, dan kacang polong - adalah ciri khas dari diet DASH dan Mediterania. Keduanya adalah sumber protein, vitamin, dan mineral yang sangat baik dan rendah lemak.
Menurut Mayo Clinic, kacang-kacangan biasanya rendah lemak dan tinggi folat, kalium, zat besi, dan magnesium. Mereka juga bebas kolesterol dan tinggi serat.
"Kacang polong dan lentil memiliki jumlah serat dan protein yang tinggi. Kandungan serat dan protein yang tinggi bisa membantu menunda lapar," ucap Ika Setyani, Ahli Gizi Mayapada Hospital Kuningan kepada CNNIndonesia.com.
4. Pilih daging putih dibanding daging merah
![]() |
Studi menunjukkan bahwa makan pola makan nabati atau pola makan yang menyertakan ikan tetapi tanpa daging mengurangi risiko seseorang terkena penyakit jantung dan stroke.
Ikan mengandung lemak sehat - lemak tak jenuh yang mencakup lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda, keduanya diakui menyehatkan jantung.
5. Hindari lemak jenuh
![]() ilustrasi minyak goreng |
Lemak jenuh meningkatkan kolesterol, yang meningkatkan risiko seseorang terkena stroke. Minyak kelapa, minyak sawit, daging merah, dan susu juga mengandung lemak jenuh yang tinggi. Mengutip Stroke Foundation, konsumsi minyak jenuh bisa menyebabkan kolesterol tinggi. Hindari makanan ini untuk mantan penderita stroke.
Selain itu, Anda juga dianjurkan untuk bijak mengonsumsi santan. Ika menjelaskan, sebenarnya santan sendiri tidak mengandung kolesterol melainkan asam lemak dan trigliserida yang dapat dibakar tubuh.
Hanya saja, lanjut dia, justru akan jadi masalah ketika santan diolah dalam waktu lama dan dihangatkan berkali-kali. Proses ini akan membuat lemak yang terkandung dalam santan berubah menjadi lemak jenuh.
"Kebanyakan orang Indonesia dan makanan Indonesia lebih enak setelah dihangatkan berkali-kali, ini yang bahaya," ucap Ika.
Lemak jenuh dapat meningkatkan kadar LDL (lemak jahat) dalam tubuh. Tingginya LDL dalam darah mengakibatkan penumpukan lemak di pembuluh darah dan berpotensi menyumbat aliran darah ke jantung juga otak.
Kondisi itu dapat meningkatkan risiko penyakit jantung hingga stroke.
6. Hindari alkohol
![]() Ilustrasi bir |
Selain makanan untuk mantan penderita stroke, ada juga minuman yang harus dihindari.
Minum terlalu banyak alkohol berkontribusi pada sejumlah faktor risiko stroke, termasuk tekanan darah tinggi. Pria dan wanita sehat seharusnya tidak lebih dari dua minuman standar sehari.
Setelah stroke, dokter Anda dapat menyarankan kapan aman bagi Anda untuk mulai minum alkohol lagi dan berapa banyak yang aman untuk Anda minum. Meskipun sebenarnya penelitian membuktikan tak ada batas aman untuk minum alkohol. Artinya, minum alkohol dalam jumlah seminim apapun bisa berefek pada tubuh.
(chs)