Schneider Electric mengajak para pemimpin dari seluruh dunia dan lintas industri untuk membangun ekosistem digital yang tangguh dan berkelanjutan. Hal ini guna mengatasi perubahan iklim dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Schneider Electric menilai data center harus dikelola lebih efisien, cerdas, adaptif, dan berkelanjutan dalam pengembangan ekosistem digital. Sebagai perusahaan global terkemuka dalam transportasi digital di pengelolaan energi dan otomatis, Schneider Electric turut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi digital.
Hal tersebut akan menjadi agenda utama dalam Innovation Day: Sustainable Digital Transformation Indonesia 2021 yang akan diselenggarakan secara virtual besok, 17 Juni 2021. Acara ini menghadirkan lebih dari 40 pembicara yang merupakan pemimpin, praktisi, dan pakar dari seluruh dunia.
"Pelaku bisnis di Asia termasuk Indonesia memiliki peluang untuk menjadi yang terdepan dalam aksi iklim. Memanfaatkan kecanggihan teknologi dalam rangka peningkatan efisiensi untuk pengembangan pasar secara berkelanjutan dan pengembalian imbal hasil yang tinggi dalam jangka panjang. Elektrifikasi yang didukung oleh teknologi manajemen digital memiliki potensi besar sebagai sumber energi bersih yang aman, andal, dan berkelanjutan yang dapat membantu memenuhi kebutuhan bisnis secara bertanggung jawab tanpa mengorbankan masa depan," ungkap Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Roberto Rossi, dalam keterangan tertulis, Rabu (16/6/2021).
Lebih lanjut, Robert mengatakan keberlanjutan menjadi inti dari bisnis Schneider Electric. Misi dari perusahaan tersebut adalah menjadi mitra digital untuk keberlanjutan dan efisiensi.
"Di Schneider, keberlanjutan (sustainability) adalah inti dari bisnis kami. Misi kami adalah menjadi mitra digital untuk keberlanjutan dan efisiensi. Kami menunjukkan kepemimpinan kami dengan menjadi contoh dalam operasional dan ekosistem kami sendiri, dan menjadi bagian dari solusi bagi customer kami. Adapun komitmen kami terhadap aspek keberlanjutan ini telah mendapatkan pengakuan oleh Corporate Knights dimana Schneider Electric menempati posisi pertama dalam 2021 Global 100 Most Sustainable Corporations pada Januari lalu," jelas Robert.
Berbicara tentang data center, Schneider Electric memperkirakan industri TI akan mengkonsumsi 8,5% listrik global pada tahun 2035, di mana sebagian besar dari konsumsi ini berasal dari data center. Diperkirakan juga bahwa pada tahun 2025, penggunaan energi oleh industri TIK akan membengkak menjadi 20,9% dari total global, menyumbang 5,5% dari emisi gas rumah kaca global. Hal ini berarti upaya untuk memastikan kelestarian lingkungan semakin lebih besar. Saat ini telah banyak perusahaan yang sadar dan mulai memperhatikan konsumsi karbon mereka dengan cermat dan meminimalkan beban mereka terhadap lingkungan.
"Ketika perusahaan bergerak menuju digitalisasi produk dan layanan, kesuksesan bisnis semakin bergantung pada data center yang andal dan berkelanjutan, serta mitra penyedia layanan yang bertanggung jawab. Pelaku bisnis mencari penyedia layanan data center yang dapat menerapkan pendekatan yang lebih beragam dan fleksibel untuk kebutuhan migrasi cloud dan edge mereka, membangun ekosistem digital yang lebih kuat, dan membutuhkan lebih banyak dukungan dalam upaya menggabungkan fitur produk sebagai bagian dari layanan yang mereka berikan kepada pelanggan," kata Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, Yana Achmad Haikal.
Pada Innovation Day 2021, Schneider Electric akan berbagi wawasan tentang bagaimana data center masa depan mengakomodasi permintaan pasar yang meningkat ini dengan meningkatkan kinerja di empat bidang utama: Keberlanjutan (bagaimana data center dapat mengakomodasi kebutuhan pengelolaan data secara keberlanjutan di seluruh rantai pasok); Efisiensi (pemanfaatan sensor cerdas, menambahkan lebih banyak layanan digital dan kemampuan remote monitoring untuk mendorong alur kerja sumber daya manusia yang lebih efisien dan mengurangi downtime); Fleksibilitas (dalam hal desain, implementasi dan layanan yang dalam diskalakan sesuai dengan kebutuhan saat ini dan masa depan); dan Ketahanan (Menerapkan predictive analytic untuk menghemat, mencegah downtime, dan mengoptimalkan masa pakai peralatan dan mengurangi biaya modal).
Dalam acara virtual tersebut, Schneider Electric juga akan memperkenalkan dua solusi terbarunya ke pasar Indonesia yang semakin memperkuat strategi digital customer dalam membangun data center yang lebih tangguh dan berkelanjutan:
"Dunia menghadapi tantangan besar dalam memerangi perubahan iklim. Pelaku bisnis memiliki peran penting untuk mendukung pencapaian target global pada tahun 2030. Penggunaan energi yang berkelanjutan harus menjadi pondasi dalam semua aspek bisnis. Begitu pula komitmen perusahaan dalam mengadopsi solusi inovatif untuk mencapai tujuan keberlanjutan," tutup Roberto.
Arsitektur EcoStruxure yang merupakan solusi berbasis IoT terdiri dari produk yang terhubung; solusi kontrol tepi; dan aplikasi, perangkat lunak analitik, dan layanan - dapat meningkatkan efisiensi operasional dan konsumsi energi. Memberikan pelanggan visibilitas yang luas dan kontrol penuh atas penggunaan energi, sehingga memungkinkan pelaku bisnis dalam mencapai tujuan keberlanjutannya. Saat ini, solusi tersebut telah diterapkan di 50% data center di dunia, membantu pelanggan meningkatkan efisiensi operasional hingga 30% dan 1,15 PUE untuk desain TIER IV.
Acara ini juga akan menampilkan jajaran pembicara lokal dan internasional, termasuk konservasionis dan polar adventurer Robert Swan, Analis Digital dan Antropolog Brian Solis, Penulis dan Dosen di Universitas Oxford Rachel Botsman, Executive Vice President of Secure Power Schneider Electric Pankaj Sharma, dan Eugene Johannes Siagian, VP Datacenter Ecosystem Solution PT Sigma Cipta Caraka ('Telkomsigma').
Untuk registrasi Innovation Day 2020 dapat diakses di https://www.se.com/id/id/about-us/events/innovation-day.jsp dan tidak dikenai biaya apapun.
(adv/adv)