Penelitian yang dilakukan oleh Enviromental Working Group (EWG) menyebut bahwa rantai makanan manusia memang menghasilkan emisi karbon, termasuk sayuran. Namun dibanding pertanian, peternakan menghasilkan emisi karbon yang lebih besar.
EWG menemukan bahwa daging domba, sapi, dan keju menghasilkan emisi karbon yang tertinggi.
"Sebagian, karena mereka berasal dari hewan ruminansia yang terus-menerus menghasilkan metana melalui proses pencernaan mereka, yang disebut fermentasi enterik. Metana (CH4) - gas rumah kaca yang 25 kali lebih kuat (CH4) daripada karbon dioksida (CO2), menyumbang hampir setengah dari emisi yang dihasilkan dalam model produksi daging sapi Nebraska studi ini," tulis mereka dalam laporannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daging domba memiliki dampak terbesar, menghasilkan 39,3 kg (86,4 lbs) setara karbon dioksida (CO2e) untuk setiap kilo yang dimakan - sekitar 50 persen lebih banyak daripada daging sapi.
Daging sapi memiliki emisi tertinggi kedua, menghasilkan 27,1 kilo (59,6 lbs) CO2e per kilo yang dikonsumsi. Itu lebih dari dua kali emisi daging babi, hampir empat kali lipat dari ayam dan lebih dari 13 kali lipat dari protein nabati seperti kacang-kacangan, lentil dan tahu. Sekitar 30 persen daging yang dikonsumsi di Amerika adalah daging sapi.
Keju menghasilkan emisi tertinggi ketiga, 13,5 kilo (29,7 lbs) CO2e per kilo yang dimakan.
Baca juga:7 Bahaya Terlalu Banyak Makan Daging |
Mengutip berbagai sumber, ada beberapa alasan mengapa konsumsi daging bisa berbahaya untuk kesehatan.
"Daging berlebih emisi karbon berlebih. Makanya bergerak bukan cuma diet seimbang tapi Sustainable diet yang seimbang sayuran, buah, dan sumber protein yang beragam. Bukan cuma daging yang banyakin," ungkap Dicky Tahapary, Staff Divisi endokrin, metabolik, dan diabetes, departemen penyakit dalam RSCM FKUI beberapa waktu lalu.
Keringat berlebih
Jika Anda pernah duduk dan makan daging dalam jumlah yang terlalu banyak, Anda mungkin tahu fenomena yang disebut 'daging berkeringat.' Beberapa saat setelah makan daging terlalu banyak, Anda makan mulai berkeringat deras.
Ketika Anda makan terlalu banyak daging, tubuh harus mengerahkan energi untuk mencerna dan memproses makanan tersebut, ini disebut sebagai thermogenesis, dan bisa meningkatkan suhu tubuh Anda.
Cepat lelah
Semua energi yang dibutuhkan untuk mencerna makanan berat seperti daging bisa menimbulkan bahaya setelah makan banyak daging. Salah satunya, jadi lamban, berkabut, atau bahkan mengantuk.
![]() ilustrasi daging sapi |
Masalah pencernaan
Salah satu konsekuensi dari makan terlalu banyak daging adalah Anda cenderung makan lebih sedikit makanan lain,termasuk serat. Akibatnya, Anda mungkin merasa kembung, atau menderita sembelit atau diare, akibat pencernaan yang buruk.
Dehidrasi
Efek samping lain dari semua protein dalam makanan yang kaya daging adalah dibutuhkannya banyak air tubuh untuk memprosesnya, membuat Anda dehidrasi.
Bahaya untuk diet
Memang benar bahwa diet tinggi protein dapat membantu tujuan penurunan berat badan dengan membantu Anda tetap kenyang lebih lama setelah makan, dan memberikan sedikit keuntungan untuk pembakaran kalori karena termogenesis.
Meningkatkan risiko kanker dan kardiovaskular
Penelitiansecara konsisten mengaitkan konsumsi daging merah dan olahan yang lebih tinggi dengan peningkatan risiko kanker tertentu, serta penyakit kardiovaskular.
Bau badan
sebuah studi dari Journal Chemical Senses menemukan bahwa orang yang makan makanan non-daging memiliki bau tubuh yang dinilai secara signifikan lebih menarik, lebih menyenangkan, dan kurang intens daripada bau tubuh orang yang menyantap daging, terutama yang banyak makan daging.