Perkara ciri dan tanda serangan jantung, Darwin mengungkapkan bahwa sebenarnya baik saat istirahat dan olahraga, gejala serangan jantung bisa dikenali.
"Ciri-ciri serangan jantung akan sama, baik pada saat berolahraga maupun saat beristirahat. Jika serangan jantung terjadi pada saat istirahat, penyakit jantung koroner yang diderita kemungkinan besar lebih berat, sumbatan koroner yang terjadi bisa lebih dari 1 tempat, ataupun lokasi sumbatan berada di pangkal pembuluh darah koroner," ujar Darwin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut beberapa gejala serangan jantung dan tanda yang harus diwaspadai :
1. Dada terasa tertekan, berat, hingga akhirnya dirasakan nyeri hebat yang mungkin berlangsung lebih dari 20 menit.
2. Keringat dingin tiba-tiba dengan intensitas keringat yang berlebih hingga membasahi baju.
3. Rasa tidak enak dalam tubuh, pandangan menjadi kabur, hingga pingsan.
4. Berdebar, hingga kejang pada tubuh.
5. Sesak napas tiba-tiba. Gangguan sulit bernapas secara santai dan butuh tarikan serta hembusan lebih kuat meski sedang melakukan kegiatan ringan atau istirahat. Napas yang terasa berat juga dapat terjadi pada jeda olahraga atau saat intensitas latihan sudah berkurang.
6. Terkadang nyeri ulu hati yang menjalar hingga ke dada ataupun tembus ke punggung, padahal tidak ada riwayat sakit lambung sebelumnya.
7. Sering merasa pusing dan tubuh sedikit oleng saat berjalan.
8. Memiliki riwayat mendadak drop saat olahraga dan tubuh menjadi sangat lemas.
9. Memiliki riwayat kehilangan kesadaran seperti pingsan.
10. Jantung sering terasa berdebar dan berdetak tidak stabil.
![]() |
Pencegahan Serangan Jantung saat Olahraga
Untuk mencegah gangguan yang lebih berat pada jantung, lakukanlah penilaian dan pemantauan untuk mengidentifikasi penyakit jantung struktural dan aritmia tanpa gejala yang akan mengurangi
risiko terjadinya henti jantung mendadak.
"Kegiatan tersebut meliputi tes skrinning untuk penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya mencakup wawancara medis, pemeriksaan fisik terhadap tanda dan gejala kelainan pada jantung, riwayat keluarga dengan kematian jantung dini, aritmia serta penyakit jantung koroner," kata Andrianto.
Andrianto menegaskan bahwa atlet harus memberikan perhatian lebih pada tanda dan gejala yang mungkin muncul untuk tidak mengabaikannya. Semakin cepat seorang atlet dapat memahami tanda dan gejala yang muncul pada dirinya maka pencegahan terhadap kolaps yang mungkin terjadi dapat berjalan dengan baik.
Ditambahkan Darwin pemilihan intensitas olahraga menjadi sangat penting saat kondisi seseorang yang telah memiliki riwayat penyakit jantung koroner ataupun risikonya seperti hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit diabetes, perokok, atau memiliki keturunan penyakit jantung pada keluarga.
"Terlebih jika telah terdapat gejala-gejala penyakit jantung koroner seperti nyeri dada saat beraktivitas, cepat lelah, sesak napas jika berjalan jauh atau menaiki tangga, berdebar, dan lain sebagainya," ujarnya.
"Setiap orang sebaiknya berolahraga yang sesuai dengan kondisi dan kesehatan jantung atau berdasarkan resep olahraga dari dokter. Jika seseorang belum mengetahui kondisi kesehatan jantungnya, disarankan untuk melakukan olahraga tipe aerobik dengan intensitas ringan-sedang, dengan peningkatan denyut jantung 10-20 kali
per menit dari denyut jantung awal sebelum olahraga," ujarnya.