Dokter Rekomendasikan Ibu Hamil Dapat Vaksin Covid-19

CNN Indonesia
Jumat, 25 Jun 2021 14:04 WIB
Ilustrasi. Rekomendasi pemberian vaksin Covid-19 pada ibu hamil khususnya untuk kelompok risiko tinggi, seperti memiliki komorbid diabetes dan hipertensi. (Istockphoto/ Pekic)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) merekomendasikan kepada pemerintah agar mulai memperluas sasaran vaksinasi kepada ibu hamil. Pasalnya, sejumlah daerah mulai melaporkan peningkatan angka kasus ibu hamil yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gejala yang lebih buruk.

Namun, Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat POGI, Budi Wiweko mengatakan, rekomendasi vaksin Covid-19 untuk ibu hamil belum mendapatkan keputusan pasti dari Kementerian Kesehatan.

"Masih rekomendasi POGI, belum ada keputusan Kemenkes," kata Budi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (25/6).

POGI menyarankan pemberian vaksinasi pada ibu hamil diperluas khususnya pada kelompok dengan kriteria risiko tinggi seperti berusia 35 tahun ke atas, memiliki indeks massa tubuh (BMI) di atas 40, serta memiliki komorbid diabetes dan hipertensi.

Sementara ibu hamil dengan risiko rendah disarankan untuk mendapatkan penjelasan dari petugas kesehatan dan bersedia atas pilihannya sendiri untuk melakukan vaksinasi.

"Juga kelompok bumil [ibu hamil] risiko tinggi terpapar Covid-19, terutama tenaga kesehatan," kata dia.

Berdasarkan catatan Pokja Infeksi Saluran Reproduksi POGI dan beberapa cabang POGI, tercatat ada 536 kasus ibu hamil yang terinfeksi virus corona penyebab Covid-19 selama rentang April 2020 hingga April 2021.

"Pasien Covid-19 dengan usia kehamilan di atas 37 minggu sebanyak 72 persen," ujar Budi.

Selain itu, banyaknya mutasi virus SARS-CoV-2 yang masuk ke Indonesia juga menjadi pertimbangan POGI untuk mendesak pemerintah dalam memperluas sasaran vaksinasi kepada ibu hamil. Budi menyebut, perlindungan dan kepastian kesehatan terhadap ibu hamil juga perlu menjadi prioritas pemerintah.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat dalam pernyataannya, kata Budi, pernah bicara soal pentingnya memprioritaskan ibu hamil dalam penanganan Covid-19. CDC menyebut, ibu hamil yang terinfeksi akan mengalami gejala yang lebih berat dibandingkan ibu yang tidak hamil. Ibu hamil akan membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit, ventilator, dan alat bantu medis lainnya.

"Terutama varian delta yang menyebabkan populasi ibu hamil menjadi lebih rentan dan lebih cepat mengalami perburukan dan kematian," ungkapnya.

Kendati demikian, Budi mengatakan bahwa hingga saat ini, belum ada data ilmiah yang mencatat efektivitas maupun potensi bahaya terkait pemberian vaksin Covid-19 pada kelompok ibu hamil. Secara teoritis, lanjutnya, kehamilan seharusnya tidak mengubah efikasi atau kemanjuran vaksin.

Sebelumnya, melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes No. HK. 02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019, pemerintah menyatakan bahwa ada beberapa kondisi yang tidak bisa menerima suntikan vaksin Covid-19, salah satunya adalah ibu hamil.

Sementara itu, data Kemenkes per Kamis (24/6) pukul 18.00 WIB mencatat sebanyak 25.237.997 orang telah menerima suntikan dosis vaksin virus corona. Sementara baru 12.838.745 orang telah rampung menerima dua dosis suntikan vaksin Covid-19 di Indonesia.

(khr/asr)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK