HAUTE COUTURE WEEK

Iris van Herpen dan Couture 300 Km/Jam

CNN Indonesia
Selasa, 06 Jul 2021 14:22 WIB
Earthrise, yang merupakan imaji bumi yang dilihat dari perspektif Apollo 8, koleksi Iris van Herpen ini menceritakan keindahan bumi dilihat sebagai kesatuan.
Earthrise, yang merupakan imaji bumi yang dilihat dari perspektif Apollo 8, koleksi Iris van Herpen ini menceritakan keindahan bumi dilihat sebagai kesatuan. (Arsip Iris van Herpen/Alexandre Aimard.)
Jakarta, CNN Indonesia --

Senin (5/7), couturier asal Belanda Iris vanHerpen menampilkan koleksicouturenya yang terkini. Bertajuk Earthrise, yang merupakan imaji bumi yang dilihat dari perspektif Apollo 8, koleksi Iris van Herpen ini menceritakan keindahan bumi dilihat sebagai kesatuan.

Iris van Herpen mengeser pandangan antroposentris dan melihat bumi dari jauh, dan mencetuskan sebuah ide yang revolusioner.

Tampilan finale dari koleksi ini secara paradoks merupakan momen meditatif sekaligus menegangkan, menggambarkan seorang model melayang di angkasa, menggabungkan unsur-unsur tarian, eksplorasi dan pikiran inovatif melalui koreografi di langit luas. Kerumitan, kelembutan, dan kehalusan dari haute couture yang sering kali terlihat ringkih digabungkan untuk pertama kalinya dengan olahraga ekstrem terjun payung yang membutuhkan ketahanan dan ketangguhan yang tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Domitille Kiger, yang juga seorang atlet juara dunia terjun payung, mengenakan sebuah gaun bernuansa biru yang dibuat dari ribuan 'sisik'. Ia melompat dari ketinggian stratosfer, dan videografer Alexandre Aimard menangkap sebuah momen runway yang luar biasa- sang model yang terjun bebas di posisi terbalik dengan bumi sebagai latar belakang.

"Untuk 'Earthrise', ini adalah sebuah wujud keberanian saya untuk meluncurkan karya, sebuah obyek tiga dimensi, ke sebuah ruang yang ekstrem dengan kecepatan 300 km/jam, (demi) menemukan batas terjauh daya tahan hasil dari keahlian haute couture", ujarnya dalam show note yang diterima CNNIndonesia.com

Proses pengetesan dan uji coba yang panjang sebelumnya sudah dilakukan guna memastikan bahwa gaun ini aman dikenakan bahkan di kecepatan tinggi, di sebuah kondisi ekstrem baik dari suhu, tekanan, hingga durabilitas.

Selain tampilan finale itu, Iris van Herpen juga mencoba 'menentang' persepsi umum tentang pakaian. Ada sebuah nosi klasik di dunia fesyen, dimana setiap baju memerlukan sebuah tubuh untuk membuat baju tersebut 'hidup'. Iris van Herpen berkolaborasi dengan seniman kinetik Casey Curran menciptakan sebuah gaun berwarna biru-putih ombre yang dibuat dari kepingan-kepingan yang ditopang dengan rangka kinetik yang membuat gaun terlihat lebih bernyawa.

Iris van Herpen dan Couture Langit dan BumiFoto: Arsip Iris van Herpen/Alexandre Aimard.
Iris van Herpen dan Couture Langit dan Bumi

Kolaborasi dengan seniman Inggris-Prancis Rogan Brown menghasilkan tiga tampilan yang tampak seperti relief yang dibuat dari ratusan lapisan yang memakan waktu produksi hingga berbulan-bulan.

Bahkan, sebagai kelanjutan dari dedikasi Iris van Herpen terhadap tema sustainability, 'Earthris' menandai kolaborasi yang konsisten dengan Parley for the Oceans. Berbagai tampilan, selain yang dibuat bekerja sama dengan seniman Rogan Brown dan gaun terjun payung untuk Domitille Kiger, dibuat dari Parley Ocean Plasticyang terbuat dari sampah laut daur ulang oleh Parley's Global Cleanup Network.

Koleksi yang terdiri dari 19 tampilan ini menceritakan sebuah proses sirkuler yang menuntut perubahan dan dobrakan tidak hanya dari segi teknis, tetapi juga cara pandang terhadap pakaian, planet, dan keberlanjutan dengan menciptakan simbiosis antara kreativitas artisanal dengan imajinasi yang liar dan berani.

Iris van Herpen dan Couture Langit dan BumiFoto: Arsip Iris van Herpen/Alexandre Aimard.
Iris van Herpen dan Couture Langit dan Bumi

(chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER