HAUTE COUTURE WEEK

Virginie Viard dan Kembalinya Chanel Era sebelum PD II

Fandi Stuerz | CNN Indonesia
Rabu, 07 Jul 2021 09:45 WIB
Virginie Viard membuka kembali lembaran sejarah yang menjadi fondasi filosofi rumah mode asal Prancis ini: Chanel di era 1920 dan 1930an. (AP/Lewis Joly)
Jakarta, CNN Indonesia --

Chanel identik dengan setelan berbahan tweed, mutiara, bunga camelia, dan tas quilted-nya. Elemen-elemen tersebut sangat dikenal dan tak habis dieksplorasi oleh Karl Lagerfeld semasa ia mengepalai Chanel selama hampir empat dekade, yang kemudian menjadi elemen identifikasi Chanel yang ikonik.

Namun, semua itu sebenarnya baru menjadi klasik melalui comeback show-nya yang terkenal di tahun 1954, setelah perang dunia kedua usai.

Kali ini, untuk koleksi haute couture musim gugur 2021, Virginie Viard membuka kembali lembaran sejarah yang menjadi fondasi filosofi rumah mode asal Prancis ini: Chanel di era 1920 dan 1930an.

Tahun 1920an adalah masa di mana dunia sedang bangkit dari keterpurukan setelah perang dunia pertama dan pandemi Spanish Flu, dan kota-kota besar seperti Paris menjadi pusat penting bagi industri, literatur, hingga kesenian.

Pendekatan Chanel akan kebebasan perempuan untuk bergerak (tanpa embel-embel korset dan material-material kaku yang lazim di saat perang).

Selain itu ada kemudahan berpakaian (di mana banyak perempuan mulai memasuki dunia kerja dan banyak yang tidak memiliki asisten rumah tangga untuk memakai baju), hingga penggunaan material-material dan potongan yang tidak mengekang dan lebih ringan menjadikannya salah satu desainer berpengaruh pada saat itu.

Virginie Viard juga terinspirasi dari seniman impresionis terkenal Berthe Morisot dan kubisme Marie Laurencin, tokoh penting dalam lanskap budaya Jazz Age Paris, yang karya-karyanya meliputi sebuah potret Coco Chanel muda. Layaknya Marie Laurencin, Virginie Viard menyederhanakan garis-garis dan siluet layaknya lukisan aliran kubisme.

Semangat itu berlanjut dengan cara yang unik Viard mengawinkan rok bob atau bahkan setelan jas-terbuat dari tweed yang ditenun dari untaian tulle tipis dan pita multi-warna-dengan bustier halus broderie anglaise merah muda pucat atau renda berwarna kapur, sifon ringan dan kamisol renda serta celana pof.

Virginie Viard juga melibatkan beberapa karya sulaman dan embroideri yang luar biasa dari rumah bordir besar Paris, termasuk Lesage, Cécile Henri, Atelier Emmanuelle Vernoux, dan Atelier Montex, serta ahli topi Maison Michel dan studio khusus bulu dan bunga Lemarie.

Foto: REUTERS/SARAH MEYSSONNIER

Untuk tampilan terakhir, gaun pengantin yang dipersonifikasikan oleh Margaret Qualley berbahan satin merah muda lembut, dikenakan dengan topi pillbox hitam disertai dengan kerudung yang dihiasi dengan dengan manik-manik multi-warna yang berkerumun, mengingatkan akan gaun yang dikenakan oleh Gabrielle Chanel dalam sketsa potret pastel tahun 1930-an yang kini tergantung di studio Chanel.

Selalu ada kejutan di tiap shownya, kali ini, untuk pertama kalinya, sang model melemparkan buket bunga layaknya pengantin baru. Semua tamu pun bersorak dan berebut mendapatkan bunganya.

Berlokasi di Palais Galliera, lokasi tempat pameran fesyen dari Chanel yang diadakan untuk pertama kalinya bertajuk Gabrielle Chanel: Fashion Manifesto, Virginie Viard membuat koleksi yang terinspirasi dari awal mula keberadaan Chanel.

Pameran ini juga seakan menceritakan sebuah impossible dialogue antara dua perempuan yang terpisah oleh zaman, namun disatukan oleh kreativitas dan filosofi kemerdekaan perempuan untuk memakai pakaian yang sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

s Haute Couture Fall-Winter 2021-2022 fashion collection presented at the Palais Galliera which hosts the museum of fashion and fashion history, Tuesday, July 6, 2021 in Paris. (AP Photo/Lewis Joly)" title="Fashion Show Chanel Fall-Winter 2021/2022" />Foto: AP/Lewis Joly

(chs/chs)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK