Bagaimana ya jika anak saya susah bergaul dengan teman sebayanya? Nanti anak bakal takut enggak ya ketemu orang baru?
Sederet kegelisahan menghantui orang tua seputar social skill atau kemampuan sosial anak. Wajar saja, situasi serba terbatas seperti sekarang membuat anak tidak bisa bermain dengan teman sebayanya.
Mereka sama sekali tidak bertemu orang lain selain keluarga inti sehingga orang tua khawatir saat nanti kondisi lebih aman, anak bakal sulit beradaptasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anak jarang lihat orang asing nih, kalau takut gimana ya? Padahal si kecil itu punya kemampuan adaptasi luar biasa. Pandemi selesai, mungkin dia butuh waktu sebulan dua bulan, dia bisa [adaptasi]," ujar psikolog Prita Tyas Mangestuti dalam bincang virtual bersama S-26 Procal Nutrissentials, Rabu (7/7).
Sedangkan untuk bersosialisasi, sebenarnya ada beberapa trik agar anak terlatih atau terstimulasi kemampuan sosialnya.
Prita mengatakan kemampuan sosial ini perlu dipecah terlebih dahulu sebab tidak semata-mata anak bisa bergaul dengan teman-temannya. Salah satu turunan dari kemampuan sosial adalah 'serve and return' atau ketrampilan bergantian, menunggu giliran.
Dia menyarankan untuk bermain lempar-tangkap bola untuk melatih kemampuan ini. Orang tua melemparkan bola ke anak, anak menangkap, lalu bergantian melemparkan bola. Ini tampak sepele tapi anak diajak untuk menunggu giliran, lalu melakukannya gilirannya.
Hand puppet atau boneka tangan bisa digunakan untuk melatih elemen kemampuan sosial berupa empati. Ajak anak bercakap-cakap dengan media hand puppet, tanyakan apa yang anak rasakan, jadikan media bercerita hingga media untuk mengajari anak kemampuan baru seperti gosok gigi, makan dengan benar juga toilet training.
"Ada tipsnya nih. Selama bermain, tatap mata si kecil, posisi duduknya sejajar. Berikan anak kesempatan untuk bercerita dan orang tua bisa menyelipkan pembelajaran sesuai pertumbuhan dan perkembangan," imbuhnya.
Orang tua bisa melatih anak mengkomunikasikan apa yang mereka rasakan dengan menceritakan apa yang dirasakan ke anak. Saat sedang lelah, coba sampaikan ke anak.
"Kemampuan sosial ini juga tentang memahami apa yang dirasakan orang lain dan kebutuhan orang lain. Orang tua merasa lelah, oh anak terdorong untuk mengambilkan minum, memijat," kata Prita.
(els/agn)