Menatap Gua Rangko Membiru kala Diterpa Matahari

CNN Indonesia

Jumat, 09 Jul 2021 09:50 WIB

Selain Pulau Padar dan Pantai Pink, Gua Rangko juga bisa disambangi untuk wisata usai pandemi. — Pemandangan Gua Rangko di Labuan Bajo, NTT. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Jakarta, CNN Indonesia --

Gua Rangko mungkin bisa masuk daftar objek wisata yang patut dikunjungi di Labuan Bajo usai pandemi virus Corona berlalu dan perjalanan wisata kembali aman.

Gua Rangko nyatanya memang populer, seperti juga Pulau Padar dan Pantai Pink.

Berada di tepi pantai, gua ini dihiasi oleh endapan batu kapur berbentuk stalakmit dan stalaktit yang menambah keindahan tempat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yang menjadikan Gua Rangko lebih unik ialah terdapat sebuah kolam air asin sedalam 7 meter dengan air yang jernih dan segar.

Pilihan Redaksi

Puncak pesona keindahan tempat ini terjadi ketika kolamnya mendapatkan pantulan cahaya matahari yang cukup. Pemandangan air kolam nantinya bakal berwarna biru terang.

Waktu terbaik untuk mendapatkan momen ini ialah pukul 13.30 hingga 15.00 WITA.

Cara menuju Gua Rangko

Gua Rangko mendapat namanya karena terletak di Desa Rangko, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...

Pemandangan Gua Rangko yang membiru kala diterpa mentari. (iStockphoto/tanutkij wangsittidej)

Berjarak sekitar 15 kilometer sebelah timur kota Labuan Bajo, Desa Rangko dapat diakses baik melalui kendaraan roda dua maupun roda empat.

Kondisi ruas jalannya sudah terbilang baik, dengan infrastrukur jalan yang memadai.

Sepanjang perjalanan wisatawan bakal mendapat suguhan pemandangan perbukitan hijau serta lautan lepas arah timur laut kota Labuan Bajo.

Gua ini berjarak 45 menit dari Desa Rangko. Wisatawan bisa menyewa kapal-kapal nelayan yang banyak berlabuh di sekitar dermaga desa untuk menuju tempat ini.

Pilihan Redaksi

Tarif masuk menuju mulut gua bagi pengunjung lokal sebesar Rp10 ribu, sementara bagi wisatawan nusantara sebesar Rp20 ribu, dan wisatawan mancanegara sebesar Rp50 ribu.

Untuk dapat mencapai ke mulut gua dibutuhkan aktifitas trekking selama 20 menit menyusuri pepohonan rindang yang tumbuh sepanjang jalur setapak tanah.

Sedangkan untuk memasuki bagian dalam gua telah tersedia tangga batu yang disertai pegangan kayu.

Tidak ada penerangan khusus di dalam gua, hanya sinar matahari yang menerobos masuk dari mulut goa hingga beberapa sisinya terlihat remang-remang. Di situlah keunikannya.

Saat ini Gua Rangko merupakan salah satu objek wisata unggulan di Desa Wisata Rangko, yang juga dikenal sebagai penghasil ikan cara - sejenis ikan asin - terbaik dari semua desa pesisir di wilayah kabupaten Manggarai Barat.

Ukuran ikan cara di Rangko berbentuk kecil, pipih, berdaging tipis serta kandungan garam yang sangat rendah.

Ikan cara ini juga dijual dalam bentuk kering dan juga dikemas menjadi salah satu oleh-oleh khas Labuan Bajo.

Di tengah pandemi virus Corona, perjalanan wisata masih dikategorikan sebagai perjalanan bukan darurat, sehingga sebaiknya tidak dilakukan demi mencegah penyebaran dan penularan Covid-19, terutama di daerah yang masih minim fasilitas kesehatannya.

Jika hendak melakukan perjalanan antarkota atau antarnegara, jangan lupa menaati protokol kesehatan pencegahan virus Corona, dengan mengenakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak fisik antarpengunjung. Jangan datang saat sakit dan pulang dalam keadaan sakit.