Pandemi Covid-19 mengajarkan setiap orang sedikitnya ilmu tentang kesehatan. Pandemi mengenalkan banyak orang bagaimana cara menjaga kesehatan, jenis alat kesehatan, obat-obatan, bahkan istilah medis.
Salah satu istilah medis yang seringkali muncul saat pandemi Covid-19 adalah 'Terapi Obat Covid-19', tapi apa yang dimaksud terapi obat itu?
Menurut konsultan penyakit tropik dan infeksi di RSCM, dokter Erni Juwita Nelwan, sejatinya dalam mengobati semua jenis penyakit dikenal tiga jenis pengobatan. Pertama dengan cara medikamentosa, non-medikamentosa, atau gabungan keduanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi dalam pengobatan semua penyakit ada terapi obat atau medikamentosa, terapi non obat atau non medikamentosa," kata Erni saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (16/7).
Istilah terapi obat merujuk pada pengobatan medikamentosa, yakni pengobatan dengan pemberian obat pada pasien. Pemberian obat bisa diberikan secara oral menggunakan pil, tablet, kapsul, sirup, atau secara injeksi melalui suntikan maupun infus.
Pemberian obat suportif seperti obat tradisional atau fitofarmaka juga termasuk bentuk terapi obat.
Sebaliknya, pengobatan non-medikamentosa yaitu terapi non obat. Pada jenis pengobatan ini, pasien tidak dengan intervensi obat.
Terapi non obat bisa berbentuk pemberian oksigen, diet dasar, pemberian nutrisi melalui infus, atau terapi aktivitas fisik tanpa pemberian obat.
Terapi non obat biasanya disarankan untuk mendukung terapi obat. Pada jenis penyakit tertentu misalnya pasien hipertensi, dokter akan meresepkan obat sebagai bentuk terapi obat dan menyarankan diet sehat dan olahraga sebagai bentuk terapi non obat.
"Semua penyakit pasti ada terapi obat dan non obat, kanker, kencing manis, demam berdarah, hipertensi, semua [pengobatannya] memang seperti itu," kata Erni.
Pada kasus pasien Covid-19, bisa dilakukan terapi obat atau terapi non obat. Tentunya pilihan pengobatan ini harus sesuai petunjuk dokter agar pasien segera sembuh.
Sesuai dengan Protokol Tatalaksana Pasien Covid-19, pasien yang akan mendapat terapi obat adalah pasien dengan gejala klinis. Jenis obat yang diberikan bergantung pada derajat keparahan pasien serta gejala klinis apa yang muncul.
Obat-obatan farmakologis seperti parasetamol untuk anti demam, antivirus sesuai resep dokter, dan berbagai multivitamin. Terapi non obat juga bisa diberikan seperti penggunaan oksigen untuk membantu pasien Covid-19 dengan gejala sesak napas.
(mel/agn)