Mengenal Asidosis Laktat yang Dikaitkan dengan Covid-19
Beberapa waktu terakhir istilah asidosis laktat ramai diperbincangkan. Asidosis laktat dikaitkan dengan kematian pada pasien Covid-19.
Apa itu asidosis laktat? Benarkah kondisi ini bisa menyebabkan kematian pada pasien Covid-19?
Pakar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Meity Ardiana menjelaskan asidosis laktat adalah kondisi yang terjadi pada tubuh saat produksi asam laktat melebihi pembersihan asam laktat.
Asam laktat adalah sisa metabolisme tubuh yang diproduksi sel otot dan sel darah merah. Pada kadar tertentu asam laktat berperan baik untuk tubuh. Namun, dalam kondisi berlebihan asam laktat dapat membahayakan tubuh.
Meity menyebut peningkatan produksi laktat biasanya disebabkan oleh gangguan oksigenasi jaringan akibat penurunan pengiriman oksigen. Kondisi ini juga terjadi pada pasien Covid-19. Pada orang yang terinfeksi Covid-19, saturasi oksigen menurun dan menyebabkan asam laktat meningkat.
Asam laktatyang meningkatpada pasien Covid-19 dapat meningkatkan keasaman darah sehingga memperberat kondisi pasien seperti sesak nafas dan penurunan kesadaran. Meity pun menyebut, Covid-19 dan asidosis laktat saling memperberat satu sama lain.
"Normalnya, tubuh menghasilkan asam laktat sebesar 20 mmol/kg/hari, yang akan dimetabolisme oleh liver dan ginjal. Namun, ketika kondisi oksigenasi jaringan menurun, metabolisme laktat tidak sebanding dengan produksi laktat, sehingga jumlah laktat meningkat secara proporsional," kata Meity dalam siaran pers yang diterima CNNindonesia.com, Senin (19/7).
Asidosis laktat atau kadar asam laktat dalam tubuh dapat diketahui melalui tes darah.
Selain karena oksigenasi yang menurun, asidosis laktat juga dapat disebabkan karena oksigenasi darah yang buruk seperti hipotensi, sianosis, ekstremitas dingin, dan bintik-bintik. Sebagian besar kasus asidosis laktat disebabkan oleh hipoperfusi jaringan, gagal jantung, sepsis, dan henti jantung.
Asidosis laktat juga bisa terjadi karena penyakit sistemik seperti gagal ginjal atau liver. Beberapa asidosis laktat juga disebabkan karena obat dan toksin seperti alkohol dan salisilat.
Di sisi lain, Meity juga menyatakan bahwa belum ada bukti ilmiah kombinasi obat pada pasien Covid-19 menyebabkan asidosis laktat.
Lihat Juga : |
Hingga saat ini, belum ada obat khusus untuk mengatasi kondisi asidosis laktat. Meity menjelaskan dokter akan mengatasi asidosis laktat dengan terapi atau pengobatan yang bertujuan untuk mengatasi penyebab kelebihan asam laktat tersebut.
Dokter juga akan mengoptimalkan kembali oksigenasi darah dan jaringan agar saturasi oksigen meningkat.
"Dokter juga akan mengevaluasi kemungkinan penyebab asidosis laktat yang lain, meliputi penyakit penyerta pasien, seperti gagal ginjal atau liver dan penggunaan beberapa kelas obat," kata Meity.
Setiap pasien Covid-19 yang bergejala sedang hingga berat dan mengalami penurunan saturasi oksigen harus segera memeriksakan diri ke dokter dan mendapatkan perawatan yang tepat untuk mencegah asidosis laktat dan kondisi berbahaya lainnya.
(ptj)