Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya sehat, apalagi di masa pandemi Covid-19. Sebagian orang tua bahkan jadi lebih rutin memberikan anak suplemen multivitamin untuk mencegah Covid-19. Namun, perlukah tindakan ini dilakukan?
Berbagai produk multivitamin untuk anak tersedia di pasaran. Vitamin A, B, C, D, E, K, berbagai zat besi, atau semua vitamin itu dalam satu kapsul, bisa dengan mudah ditemukan.
Vitamin sebenarnya termasuk nutrisi mikro (micronutrient) yang hanya diperlukan dalam jumlah sedikit oleh tubuh. Kebutuhan vitamin harian sejatinya bisa didapatkan dari makan makanan sehat bergizi sehingga tidak dibutuhkan konsumsi multivitamin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau anak sehat, makan baik, dan makan 4 sehat 5 sempurna, kebutuhan vitaminnya sudah terpenuhi, tidak perlu konsumsi vitamin tambahan," kata dokter spesialis anak di RSUP Persahabatan, Fauzi Mahfuzh dalam webinar Panduan Isolasi Mandiri pada Ibu Hamil, Bayi, dan Anak, Rabu (14/7).
Sesuai anjuran Kementerian Kesehatan, asupan makanan bergizi terdiri karbohidrat, lauk pauk, buah-buahan, dan sayuran, dalam satu piring. Kemudian lengkapi dengan asupan cairan minimal dua liter air mineral sehari.
Fauzi juga mengatakan pemberian vitamin hanya diperuntukkan bagi anak yang sedang sakit, atau kurang nafsu makan. Ketika anak sehat, aktif, dan nafsu makan tinggi, maka tidak perlu diberikan vitamin tambahan.
"Kecuali kalau anak sakit atau positif Covid-19, ada keluhan nafsu makan, baru ditambahkan vitamin," ucapnya.
Selain itu, ahli kesehatan masyarakat dokter Tan Shot Yen juga mengatakan bahwa pemberian susu atau suplemen multivitamin tidak bisa mencegah infeksi Covid-19 pada siapa pun termasuk pada anak.
Salah satu pencegahan Covid-19 adalah dengan menerapkan protokol kesehatan. Memakai masker, batasi kontak dengan orang luar, dan menghindari kerumunan.
Di samping itu, pastikan bahwa selalu ada sayur dan buah di piring anak untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Nutrisi yang cukup dari makanan akan lebih baik daripada konsumsi vitamin.
"Apakah suplemen, susu ngehits, membuat kebal Covid-19? Jawabannya tidak. Pastikan protokol kesehatan ketat, makan ada sayur dan buah, tinggalkan gorengan, kudapan manis dan kemasan," ujar Tan.
Dia juga mengatakan bahwa pemberian vitamin tidak bisa menyembuhkan anak yang sakit. Pemberian vitamin ditujukan untuk membantu proses pengobatan, bukan untuk mengobati.
"Hati-hati overdosis vitamin, ketergantungan psikis, jebakan iklan," tuturnya.
Setiap vitamin memang memiliki dosisnya masing-masing. Kelebihan dosis vitamin akan menimbulkan efek samping serius. Beberapa tanda kelebihan vitamin seperti mual, muntah, nyeri ulu hati, pusing, linglung, sakit kepala, mudah lelah, dan hilang nafsu makan.
(mel/agn)