Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bukan tanpa alasan. Langkah ini sebagai upaya menurunkan kasus positif termasuk kasus positif Covid-19 pada anak-anak.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat dari seluruh anak-anak yang meninggal akibat Covid-19, sebanyak 50 persen lebih adalah balita.
Meski kasus Covid-19 begitu tinggi, dari sebuah survei baru-baru ini menemukan mayoritas ibu tidak takut keluar rumah. Bahkan anak-anak usia di atas dua tahun hanya mengenakan satu lapis masker, bukan dua masker seperti yang disarankan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Survei diinisiasi oleh Teman Bumil dan Populix terhadap 310 ibu pengguna Teman Bumil. Mayoritas ibu tinggal di luar Jabodetabek dan memiliki anak mayoritas usia di bawah 2 tahun.
Hasilnya, sebanyak 81 persen ibu sangat khawatir dengan kondisi kasus Covid-19 pada anak yang semakin meningkat. Namun kekhawatiran ini tidak membuat ibu takut keluar rumah (64 persen).
Sebanyak 99 persen ibu mengajarkan si kecil tentang protokol kesehatan termasuk mengenakan masker.Namun, hanya 36 persen ibu yang membekali anaknya yang berusia dua tahun ke atas dengan dua masker (double masks). Sedangkan 64 persen ibu hanya membekali anak dengan satu masker.
Menurut Ellen Wijaya, dokter anak di RS Pondok Indah, mengatakan penerapan protokol kesehatan ketat harus benar-benar dikerjakan. Pasalnya, peningkatan kasus Covid-19 rata-rata berasal dari klaster keluarga.
Dia menyarankan orang tua yang masih keluar rumah untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum bersentuhan dengan anak. Sampai rumah harus cuci tangan, pakaian diganti, mandi dan memastikan bawaan dibersihkan baru bisa berinteraksi dengan anak.
"Jangan sampai pulang langsung peluk anak. Ganti baju, cuci tangan, jangan sampai bawa virus ke rumah," kata Ellen dalam webinar beberapa waktu lalu.
Sementara itu, anak di bawah dua tahun tidak disarankan keluar rumah. Praktisi kesehatan, Reisa Broto Asmoro menekankan orang tua sebaiknya tidak mengajak anak keluar rumah semisal belanja bulanan atau keperluan lain.
"Vaksin rutin pun belum disarankan. Tunggu laju penularan turun, baru bisa melanjutkan lagi," imbuhnya.
(els/chs)