Dijuluki "Nice the Beautiful (Nice yang Cantik)", kota ini sudah didatangi keluarga kerajaan, bangsawan, dan orang berduit Eropa dari abad ke-18, dimulai dengan bangsawan Inggris yang memiliki area di tepi laut yang dinamakan "Promenade des Anglais" ("Promenade of the English").
Pelukis legendaris, termasuk Marc Chagall dan Henri Matisse, juga tinggal di sana, begitu pula penulis Anton Chekhov dan Friedrich Nietzsche.
"Sejarah Nice, yang pada saat yang secara bersamaan tradisional dan kosmopolitan, telah menghasilkan arsitektur dan lanskap yang unik, model bagi banyak kota wisata lain di dunia," kata Wali Kota Nice, Christian Estrosi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Promenade des Anglais juga memiliki sejarah suram, saat menjadi lokasi serangan pembunuhan pada 14 Juli 2016.
Ketika itu, seorang warga Tunisia berusia 31 tahun mengendarai truk ke kerumunan orang yang berkumpul untuk pesta kembang api untuk merayakan hari libur nasional Prancis.
Sebanyak 86 orang, termasuk 15 anak-anak, tewas dalam serangan yang diklaim sebagai aksi ISIS itu.
UNECO yang merupakan badan budaya PBB memberikan status warisan dunia ke situs-situs yang dinilai memiliki nilai universal khusus bagi kemanusiaan.
Situs paling populer dalam kategori ini termasuk Tembok Besar China, Great Barrier Reef di Australia, Machu Picchu di Peru dan Acropolis di Yunani.
Masuknya sebuah kawasan dalam daftar UNESCO memang tak membawa manfaat berwujud, tetapi lebih sering meningkatkan gengsi dalam hal pariwisata, dan dapat membantu mengamankan pendanaan untuk pelestarian situs bersejarah di sana.