Penyebab Produksi ASI Turun saat Ibu Positif Covid-19
Meski masih dalam masa menyusui, ibu yang terkonfirmasi positif Covid-19 tetap harus menjalani isolasi mandiri (isoman).
Namun, dokter spesialis kandungan RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Boy Abidin, menuturkan bukan berarti isoman jadi alasan ibu berhenti menyusui buah hati.
"Ini sudah diriset bahwa virus tidak menular lewat ASI, tidak menular lewat plasenta pada ibu hamil," kata Boy dalam sesi Instagram Live bersama HaiBunda beberapa waktu lalu.
Akan tetapi positif Covid-19 dan menjalani isoman nyatanya mempengaruhi produksi ASI jadi 'seret' atau menurun. Boy pun menjabarkan beberapa penyebabnya.
Berikut penyebab produksi ASI turun saat ibu positif Covid-19.
1. Stres
Menurut Boy, menyusui berkaitan dengan kenyamanan, ketenangan pikiran juga perasaan ibu. Kondisi stres, cemas, takut dan pikiran-pikiran negatif akan mempengaruhi produksi ASI.
Sebagaimana dilansir Parents, ada fase yang disebut 'letdown' atau pelepasan ASI dari payudara. Ini refleks saat saraf pada payudara terstimulasi, melepaskan oksitosin dan memeras susu ke dalam saluran.
"Stres bisa berdampak pada produksi ASI sebagai bagian dari respons 'letdown' berkaitan dengan hormon. Hormon dipengaruhi stres," jelas Leigh Anne O'Connor, konsultan laktasi, seperti dikutip Romper.
2. Kurang stimulasi isapan bayi
Ibu dan bayi adalah dua entitas yang tak dapat dipisahkan dalam aktivitas menyusui. Stimulasi berupa isapan bayi turut mempengaruhi produksi ASI. Boy berkata saat isapan bayi kurang, ini membuat produksi ASI menurun.
Saat ada isapan, ada pelepasan hormon oksitosin, hormon yang mendorong otot-otot kecil di sekitar sel penghasil susu untuk berkontraksi dan memerah susu ke saluran. Lama proses ini akan berbeda pada tiap ibu. Namun biasanya hanya memakan waktu dalam hitungan detik hingga menit.
3. Kecukupan gizi ibu
Penting untuk mencukupi kebutuhan gizi ibu selama menyusui. Menurut Mayo Clinic, ibu menyusui memang memerlukan tambahan kalori sebanyak 330-400 kkal per hari. Kebutuhan ekstra ini sebaiknya dipenuhi dan fokus untuk membantu memenuhi produksi ASI.
Ibu bisa memilih makanan kaya protein seperti daging, telur, produk susu, kacang-kacangan, juga boga bahari. Pilihan makanan pun ternyata mempengaruhi rasa ASI. Dengan konsumsi beragam makanan, ini juga berarti memperkenalkan bayi pada rasanya sehingga anak lebih mudah menerima makanan padat nantinya.
4. Asupan cairan
Saat produksi ASI menurun, cek lagi asupan cairan ibu. Kebutuhan cairan saat menyusui terbilang lebih banyak daripada biasanya.
"Cairan perlu banyak. Habis menyusui kan hausnya luar biasa, jadi harus minum apalagi menyusui bisa berjam-jam," ujar Boy.
Tubuh terdiri dari 70-80 persen cairan. Asupan cairan yang cukup akan membantu kinerja sel, jaringan hingga organ tubuh secara optimal. Sistem imun pun akan bekerja dengan baik.
(els/agn)