Aneka jenis vitamin banyak tersedia dalam bentuk kapsul dan tablet. Beberapa produk bahkan ada yang langsung meracik tablet multivitamin atau terdiri dari berbagai jenis vitamin dalam sekali 'hap'.
Hanya saja, ahli gizi sekaligus Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI) Approved Educator, Irtya Qiyamulail, berkata pemenuhan asupan vitamin sebenarnya dapat diperoleh dari makanan.
"Namun, apabila sulit dipenuhi melalui makanan dapat menggunakan suplementasi sebagai penunjang pemenuhannya," kata Irtya pada CNNIndonesia.com melalui surat elektronik, Jumat (30/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konsumsi suplementasi berupa vitamin pun perlu memperhatikan beberapa aturan sebagai berikut.
Terdapat kelompok vitamin larut lemak, artinya vitamin diproses dengan lemak. Vitamin larut lemak terdiri dari vitamin A, D, E dan K.
Irtya menjelaskan vitamin larut lemak sangat bergantung pada ketersediaan lemak untuk proses penyerapannya.
"Dianjurkan untuk mengonsumsi vitamin larut lemak bersamaan dengan makanan yang mengandung lemak," imbuhnya.
Berbeda dengan vitamin larut lemak, vitamin larut air bisa diserap dalam air. Vitamin larut air yakni, vitamin C dan 8 jenis vitamin B diserap paling baik saat kondisi perut kosong.
Dia menyarankan untuk mengonsumsi vitamin larut air setidaknya 30 menit sebelum makan atau 2 jam setelah makan. "Kita perlu mengonsumsi vitamin larut air secara teratur karena vitamin larut air tidak mudah tersimpan dalam jaringan tubuh dan akan disekresikan melalui urin jika berlebihan," katanya.
Sebenarnya ini masih jadi perdebatan perihal waktu terbaik untuk konsumsi vitamin. Lebih baik minum vitamin di pagi atau malam hari?
"Jika dilihat dari proses sistem pencernaan, mengonsumsi suplemen vitamin di malam hari tidak cukup ideal karena proses di pencernaan akan melambat pada saat kondisi tidur sehingga penyerapannya tidak akan efisien," jelas Irtya.
Konsumsi vitamin perlu diperhatikan untuk memaksimalkan penyerapan termasuk dengan memadukannya dengan mineral yang tepat.
Konsumsi vitamin D, kata Irtya, sebaiknya bersamaan dengan kalsium untuk memaksimalkan penyerapan kalsium.
Kemudian konsumsi zat besi disarankan dikonsumsi bersama vitamin C untuk meningkatkan penyerapannya. Santapan daging sebaiknya dipasangkan dengan jus jeruk, bukan teh manis yang malah menghambat penyerapan zat besi.
Jika ada vitamin dan mineral yang bisa dikonsumsi bersamaan, ada pula yang sebaiknya dikonsumsi terpisah. Sebagaimana dilansir Yahoo! Life, riset menemukan bahwa penyerapan vitamin K bisa berkurang jika dikonsumsi bersama vitamin D dan E. Setidaknya beri jarak sekitar 2 jam.
Kemudian vitamin C dan B12 juga sebaiknya dikonsumsi secara terpisah setidaknya 2 jam. Dokter Chris Airey mengatakan studi menunjukkan bahwa vitamin C bisa memecah vitamin B12 dalam saluran pencernaan sehingga mengurangi penyerapannya.
Irtya berkata ini pun berlaku pada mineral. Kalsium bisa mempengaruhi penyerapan zat besi, zinc dan magnesium sehingga sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan. Sebagai contoh, jika Anda makan steak, sebaiknya tidak minum milkshake.
"Konsumsi suplemen serat juga sebaiknya dipisahkan dengan konsumsi zat gizi lainnya karena dapat menghambat penyerapan," katanya.
(els/agn)