Ini bukan untuk alasan estetika atau selera pemilik pabrik bir. Botol bir dibuat gelap, entah berwarna hijau atau coklat untuk mencegah paparan sinar matahari langsung.
Studi pada 2001 menemukan paparan cahaya terlalu lama mengakibatkan pemecahan komponen isohumolones dari bunga hops. Saat komponen ini pecah, minuman jadi rusak dan beraroma tidak enak.
Menuang bir berbeda dengan menuang minuman lain. Ada satu teknik menuang agar bir Anda tidak tumpah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlebih dahulu miringkan gelas sekitar 45 derajat, baru tuang bir. Saat Anda sudah menuang setengah botol, perlahan tegakkan gelas sambil terus menuang sampai bir memenuhi gelas. Segelas bir dengan 'head' siap dinikmati.
Ada sebagian orang yang memilih menikmati bir botolan karena lebih memuaskan dan kualitasnya lebih baik dari bir kaleng. Kenyataannya, kemasan kaleng melindungi bir dari cahaya dan oksigen, dua hal yang bisa merusak kualitas bir.
Menikmati bir tidak seperti menikmati anggur (wine). Untuk wine, Anda perlu 'mengaduk' atau memutar gelas agar aromanya lebih keluar dan tertangkap indera. Namun untuk bir, aktivitas memutar gelas tidak hanya melepas aroma tapi juga karbonasi. 'Head' alias busa juga bakal hilang sehingga kenikmatannya berkurang.
Ingin mencicipi bir seperti ahlinya? Anda bisa mencoba teknik satu ini. Saat Anda menyesap bir, hembuskan napas dari hidung saat menelan. Di awal mungkin ini terasa tidak terlalu nyaman karena biasanya dihembuskan lewat mulut. Namun ini akan membantu aroma mengalir dari belakang tenggorokan ke hidung.
Bir bisa dinikmati bersama aneka menu makanan, tidak hanya burger, kentang goreng dan kacang kulit.
Sebagaimana dilansir Epicurious, untuk ale bisa dipasangkan dengan makanan Asia, menu makanan serba pedas, pizza, atau menu makanan dengan keju cheddar atau parmesan.
Bir pilsener akan pas dengan salad, menu serba boga bahari, salmon, tuna, menu makanan Asia maupun Meksiko. Bir lager cocok disajikan bersama pasta, sushi, ayam panggang atau menu makanan serba pedas.
(els/agn)