Influencer Virtual yang Patahkan Standar Kecantikan China

CNN Indonesia
Kamis, 19 Agu 2021 14:00 WIB
Angie bukanlah influencer biasa. Alih-alih menampilkan kesempurnaan hidup, dia justru menampilkan ketidaksempurnaan dan keaslian manusia.
ilustrasi (AFP/GREG BAKER)

Jesse Zhang adalah pencipta Angie. Dia merupakan seorang direktur perusahaan animasi CGI yang berbasis di Shenzhen, China.

Zhang berpikir sangat menyenangkan untuk membuat karakter virtual dengan fitur yang tidak sempurna - seseorang yang dapat membantu orang bersantai dan merasa lebih positif tentang diri mereka sendiri.

Angie mulai diciptakan pada Juli 2020, dan dalam waktu tiga bulan Zhang telah memposting video pertama karakternya ke Douyin. Hingga padaDesember, Angie sudah mendapatkan sekitar 100 ribu penggemar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidak berpikir dia akan lepas landas begitu cepat," katanya, menghubungkan popularitasnya dengan video santai milik Angie.

Angie bagi penggemarnya terasa seperti penyemangat untuk menghilangkan stres di tengah kesulitan hidup. Angie juga kerap memberi pesan penyemangat bagi para penggemarnya yang meninggalkan pesan di kolom komentar.

"Alasan mengapa saya menyukainya adalah karena Angie lebih realistis daripada banyak orang yang sebenarnya nyata," kata salah satu pengikut Angie, Xiao Qi, seorang milenial yang tinggal di kota Chongqing, China barat daya, dikutip dari CNN.

Meski sudah memiliki banyak pengikut setia. Zhang mengaku tidak memiliki rencana untuk memonetisasi Angie dengan streaming langsung, meskipun ia terbuka untuk kolaborasi.

Namun, jika perancang ingin menguangkan pasar untukinfluencervirtual, ia mungkin menemukan audiens yang bersedia. Apalagi di Douyin, penggemar sering mendukung pembuat konten favorit mereka dengan mengirimkan uang selama streaming langsung, mulai dari beberapa sen hingga ratusan dolar.

Untuk pemasar, influencer virtual adalah alternatif berisiko rendah jika dibandingkan dengan bintang kehidupan nyata. Viola Chen, ahli strategi di Red Ant Asia, mengatakan influencer dengan piksel sempurna juga dapat lebih mudah dibentuk agar sesuai dengan kampanye perusahaan.

"Lebih mudah bagi mereka untuk ditingkatkan dan disesuaikan agar sesuai dengan gaya yang berbeda dan untuk memastikan citra mereka selalu sesuai merek," kata Chen.

Meski demikian, influencer virtual tetap tidak akan menggantikan orang sungguhan. Dalam beberapa kampanye mereka dianggap tidak autentik atau terlalu dikomersialkan.

"Pengikut mempertanyakan apakah pantas bagi influencer virtual untuk berbicara tentang produk kecantikan dan perawatan kulit yang kinerjanya perlu diverifikasi oleh sentuhan (manusia)," kata Chen.

(tst/chs)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER