Kunduz sebenarnya tidak lebih dari pusat transportasi bagi para pelancong yang ingin melintasi perbatasan tiga negara bagian di utara, tempat Tajikistan bertemu Uzbekistan dan Afghanistan.
Namun, kota ini muncul "terbungkus" dalam petak besar lahan pertanian hijau, dan memiliki suasana pedesaan yang sederhana yang langka di Afghanistan.
Sayangnya, ketenangan di Kunduz terus diganggu oleh konflik Taliban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kata lain, datang ke sini berarti bersiap untuk memasuki zona perang.
![]() |
Khyber Pass baru mulai dikenal wisatawan petualang sejak tahun 2007, karena wilayahnya didominasi oleh gerilyawan Taliban.
Namun, jika konflik usai, dataran tinggi di ketinggian Spin Ghar ini sangat layak untuk dikunjungi.
Selama berabad-abad, kawasan ini dilintasi oleh pedagang dan musafit yang datang di Jalur Sutra dari China dan timur.
Rombongan tentara Alexander Agung dan Jenghis Kahn juga sempat menggunakan jalur ini untuk melintas.
![]() |
Lembah Panjshir digadang menjadi lokasi industri baru di Afghanistan.
Kawasan ini kaya potensi, mulai dari tambang zamrud hingga pembangkit listrik tenaga air.
Di luar industri, Panjshir hanyalah satu dari segudang destinasi pegunungan bersalju nan indah di Aghanistan.
Taloqan berada di kaki pegunungan Hindu Kush yang kolosal, tepat di atas pegunungan dari wilayah Pashtun di Afghanistan selatan.
Diperkirakan bahwa lembah di sekitarnya telah ditempati selama lebih dari satu milenium; sebuah fakta diungkapkan oleh narasi salah satu Marco Polo, yang melewati jalan ini pada tahun 1275.
Namun, Taloqan saat ini adalah tempat yang lebih modern dengan pemukiman dan pasar sederhana yang selalu sibuk setiap harinya.
Sama seperti kawasan-kawasan indah lainnya di Afghanistan, memori perang panjang yang dialami Aghanistan juga terekam di sini.
Di tengah pandemi virus Corona, perjalanan wisata masih dikategorikan sebagai perjalanan bukan darurat, sehingga sebaiknya tidak dilakukan demi mencegah penyebaran dan penularan Covid-19, terutama di daerah yang masih minim fasilitas kesehatannya.
Jika hendak melakukan perjalanan antarkota atau antarnegara, jangan lupa menaati protokol kesehatan pencegahan virus Corona, dengan mengenakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak fisik antarpengunjung. Jangan datang saat sakit dan pulang dalam keadaan sakit.