Saat ini Golden Triangle tak lagi ramai oleh kelompok gerilya dan petani yang saling bertransaksi opium.
Di sepanjang pinggiran Sungai Mekong dan Sungai Ruak sudah berdiri pasar, tempat makan, sampai hotel mewah yang menjual pemandangan Golden Triangle beserta sejarahnya.
Penginapan yang dihuni CNNIndonesia.com, Anantara Golden Triangle Elephant Camp & Resort, bahkan menghadap langsung ke Golden Triangle.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain fasilitasnya yang lengkap - tamu bahkan trekking ke konservasi gajah - pemandangan "ke tiga negara" membuat harga tarif kamar hotel ini selangit, mulai dari Rp19 jutaan per malam.
Paket wisata menyusuri sungai yang membelah Golden Triangle juga menjadi salah satu paket wisata yang ditawarkan.
Rutenya mulai dari Istana Doi Tung, susur Sungai Mekong dan Ruak, sampai ke Museum Opium.
Istana Doi Tung, yang merupakan rumah peristirahatan keluarga Kerajaan Thailand, bagai berada di atas awan, karena pemandangannya selalu berkabut.
Hawanya juga dingin, sehingga kata pemandu wisata dulu banyak warga yang diam-diam menanam opium di sekitar istana.
![]() |
Usai puas keliling istana, pemandu wisata mengantar CNNIndonesia.com untuk wisata susur sungai Golden Triangle naik kapal motor kayu.
Air sungai yang kecoklatan sempat menjadi saksi bisu mayat-mayat yang mengambang hasil kejahatan opium.
Kapal lalu menuju ujung Laos, di mana pasar tradisionalnya menjual berbagai macam wiski dari hewan berbisa, mulai dari kalajengking sampai ular.
Setelah berfoto di depan papan 'Welcome to Laos', pemandu wisata mengajak CNNIndonesia.com ke Museum Opium. Di sini, segala sejarah mengenai Golden Triangle tersaji, lengkap dengan instalasi pelaku opium yang lumayan mengerikan.
Dengan kekayaan alam dan sejarahnya, sudah pasti Chiang Rai bisa menjadi destinasi wisata yang patut dikunjungi saat pelesir di Thailand usai pandemi wisata berlalu.
Tulisan lengkap mengenai Golden Triangle bisa dibaca melalui Fokus: Mengembara di Golden Triangle.