Gula mengandung fruktosa yang sering dikaitkan dengan penyakit jantung, diabetes tipe-2, dan obesitas jika dikonsumsi berlebihan.
Gula rafinasi merupakan bahan utama yang digunakan dalam banyak makanan khususnya makanan dan minuman olahan, makanan kaleng, makanan siap saji, dan sebagainya.
Menurut American Heart Association (AHA) jumlah maksimum gula tambahan dalam satu hari yang dapat dikonsumsi untuk pria sekitar 150 kalori atau setara 9 sendok teh, sedangkan wanita 100 kalori atau 6 sendok teh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai perbandingan, dalam satu kaleng minuman bersoda terdapat kandungan 140 kalori dari gula. Alih-alih mengonsumsi gula rafinasi, disarankan mengonsumsi gula alami yang berasal dari buah-buahan sebagai asupan energi.
Lihat Juga : |
![]() |
Manusia membutuhkan air putih untuk menjaga kesehatan pencernaan serta terhindar dari dehidrasi.
Tak hanya itu, asupan air yang cukup membantu membuang racun dari dalam tubuh sekaligus meningkatkan metabolisme yang mendorong pembakaran tubuh jadi lebih cepat.
Ini juga ditegaskan oleh ahli nutrisi dari Vanderbilt Univeristy School of Nursing Jamie Pope. Ia mengatakan minum delapan gelas air setiap hari membantu tubuh membakar kalori lebih banyak.
"Minum banyak air salah satu cara tubuh membakar kalori selain menjaga keseimbangan cairan tubuh. Dengan begitu, tubuh tidak akan keliru dalam membedakan rasa haus dengan rasa lapar," ujar Pope dikutip dari Webmd.
![]() |
Teh hijau merupakan minuman yang meningkatkan laju metabolisme dan berpengaruh bagi pembakaran kalori tubuh, mengutip Healthline.
Peningkatan metabolisme tubuh ini dikaitkan dengan perubahan asam lemak menjadi sumber energi dalam beraktivitas.
Hal tersebut didukung oleh dua studi yang melaporkan bahwa kafein dalam teh hijau mampu meningkatkan kinerja fisik sebanyak 11 sampai 12 persen.
Teh hijau juga diklaim membantu mempercepat peluruhan lemak bagian perut apalagi jika dikonsumsi setelah berolahraga.
Itulah 6 cara membakar lemak selain berolahraga yang bisa mulai diterapkan. Meski lebih banyak waktu dihabiskan di rumah, bukan berarti menghalangi Anda untuk tidak menerapkan kebiasaan yang sehat.
(imb/fef)