Jakarta, CNN Indonesia --
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto disebut telah menerima booster untuk Vaksin Sinovac dengan menyuntikkan Scretome Stem Cell Mesenkimal (MCS) yang berasal dari Stem Cell tali pusat bayi manusia.
Metode booster ini bukan menyuntik vaksin ketiga, melainkan memberi stem cell pada tubuh Hadi untuk memperkuat pertahanan atau imun tubuh sehingga tak mudah terpapar Covid-19.
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Dokter Pribadi Hadi yang juga merupakan kepala Rumah Sakit Angkatan Udara dr. Esnawan Antariksa, Mukti Arja Berlian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang dimaksud Scretome booster ini adalah Scretome Stem Cell Mesenkimal (MSC) dari Stem Cell Tali Pusat Manusia sebagai Booster Vaksinasi Sinovac," kata Mukti dalam keterangannya, Kamis (26/8).
Jadi, apa itu terapi stem cell?
"Stem cell atau biasa disebut juga dengan sel punca adalah sel induk atau sel murni yang mempunyai dua sifat dasar yang tidak dimiliki oleh sel-sel lainnya, yaitu kemampuan untuk memperbanyak diri dan kemampuan untuk berubah (berdiferensiasi) menjadi bentuk sel sesuai turunannya," jelas Purwati, Ketua Pusat dan Penelitian Stem Cell Universitas Airlangga.
Sebagai contoh, sel punca darah dapat berdiferensiasi menjadi turunannya yaitu sel darah merah, trombosit, dan sel-sel imun tubuh. Sedangkan sel punca mesenkimal dapat berdiferensiasi menjadi sel jaringan organ liver, ginjal, antung, otak, kulit, pancreas, tulang, dan lainnya.
Kemampuan itulah yang membuat stem cell dianggap revolusioner karena dapat dimanfaatkan untuk menggantikan sel-sel yang rusak akibat cedera atau penyakit tertentu.
Berikut fakta-fakta stem cell tali pusat bayi manusia untuk booster vaksin sinovac dan dunia medis.
1. Induk Semua Sel
Sel punca dikenal sebagai induk dari semua sel yang ada di tubuh manusia. Sel ini juga merupakan jejak utama dari DNA bahkan disebut bisa menjadi 200 sel lain dalam tubuh.
"Semua sel di dalam tubuh akan mengalami mati setelah bekerja menyelesaikan tugasnya. Untuk menggantikan sel yang mati ini maka stem cell akan membelah diri untuk menghasilkan sel
baru demi meneruskan tugas sel yang sudah mati," kata Mukti.
2. Mengatasi masalah gangguan pernapasan
Diharapkan Terapi sel punca mesenkimal ini disebut dapat mengatasi masalah gejala pernapasan akut atau Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) yang dialami pasien Covid-19. Jika berhasil menunjukkan hasil yang positif, terapi ini dapat digunakan untuk pasien Covid-19 secara luas.
3. Immunudulator
Terapi sel punca mesenkimal bekerja sebagai immunomodulator yang berarti dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Terapi ini tidak langsung membunuh virus, tetapi menekan produksi substansi-substansi reaktif yang menyebabkan hiperinflamasi dan merusak jaringan paru.
4. Bertugas Memperbaiki Jaringan Yang Luka
Tak hanya menggantikan sel yang telah mati, stem cell juga bisa memperbaiki sel yang terluka di tubuh. Stem cell akan melepas berbagai molekul anti radang, molekul imunomodulator dan molekul regenerasi dalam bentuk sekretome stem cell.
 Foto: REUTERS/TINGSHU WANG ilustrasi stem cell |
5. Diklaim Bisa Hentikan Badai Sitokin.
Stem Cell atau Sel punca mesenkimal memiliki sifat regenerative, immunoregulator, dan dapat dengan mudah diisolasi dan diperbanyak secara in vitro. Stem cell juga memiliki kemampuan mengeluarkan molekul anti inflamasi.
Molekul anti inflamasi ini dipercaya memiliki peran dalam meredakan badai sitokin yang sering terjadi akibat infeksi termasuk badai sitokin akibat infeksi Covid -19.
6. Bisa Memproduksi Sel Memori Lebih Banyak
Pada individu yang telah divaksin Sinovac dan diberi booster suntikan Scretome Mesenchymal Stem cell maka akan muncul dorongan untuk memproduksi sel memori lebih banyak. Ini berfungsi untuk melawan Covid-19.
"Dengan pemberian Scretome Booster ini tentunya akan lebih baik dan menjaga atau memperkuat vaksin sinovac di dalam tubuh sehingga tubuh tidak mudah terpapar Covid-19," kata Mukti.
7. Tak Hanya Untuk Covid-19
Selain keterangan dari Mukti, Melansir dariPersonalized Orthopedics of the Palm Beachesdisebutkan terapi atau penyuntikan sel punca biasanya tak menimbulkan penolakan yang berakibat fatal pada tubuh seseorang.
Sebab terapi ini akan dilakukan oleh tubuh mereka sendiri sesaat setelah sel disuntikan ke tubuh. Selain untuk pengobatan Covid-19, terapi sel ini juga telah dilakukan untuk beberapa pengobatan lain seperti kanker, stroke hingga kondisi neurologis degeneratif.