Lingkungan San Agustin terbentuk dari migrasi internal yang terjadi di Venezuela dengan perkembangan kota-kota akibat eksploitasi minyak sejak awal abad ke-20, khususnya pada 1950-an dan 1960-an, ketika orang-orang dari pusat, timur dan barat Venezuela tiba di daerah tersebut.
Mijares dan promotor budaya lainnya telah bekerja keras selama beberapa tahun untuk mempromosikan budaya dari barrio dan membawa orang lebih dekat ke kota kumuh, yang selama ini ditakuti oleh banyak orang sebagai zona merah yang berbahaya.
"Kami memulai proyek wisata agar mereka (turis) datang dan mengetahui kehidupan sebenarnya membaik di lingkungan ini," kata Mijares.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan agar kita mematahkan paradigma lama tentang kota kumuh sebagai zona merah. San Agustin, kota kumuh, bukanlah zona merah. Kota kumuh adalah zona multi-warna."
Mengunjungi lingkungan seperti San Agustin bagi sebagian orang adalah kesempatan unik untuk bertemu orang-orang yang dipisahkan oleh dinding tak kasat mata yang ditandai oleh rasa tidak aman.
Sementara penduduk di sektor pemukiman yang lebih mapan banyak yang takut berjalan di sekitar rumah mereka, orang-orang di lingkungan San Agustin malah lebih sering berkumpul di jalanan dan anak-anak bermain dengan gembira di setiap sudut.
"Saya suka jalan-jalan di lingkungan karena itu adalah budaya yang Anda tidak benar-benar tahu, Anda selalu terjebak di kawasan mapan di Caracas seperti dalam gelembung dan kami ingin tahu apa yang terjadi di luar gelembung tersebut," kata Elena Rodriguez , seorang guru sejarah seni berusia 61 tahun yang ikut dalam tur wisata ini.
(ap/ard)