Jakarta, CNN Indonesia --
Jangan kaget jika Anda merasa bertemu dengan orang yang sama saat berkunjung ke kota Igbo-Ora, barat daya Nigeria. Mungkin saja orang yang Anda temui itu memiliki saudara kembar.
Orang-orang kembar di kota Igbo-Ora bukan hanya satu atau dua pasang saja. Bahkan, kota tenang ini diberi gelar sebagai kawasan dengan jumlah penduduk kembar terbanyak di dunia.
Untuk merayakan gelar tersebut, kota ini menyelenggarakan festival tahunan, yang telah dua kali diselenggarakan sebelum pandemi virus corona dan didatangi ratusan pasangan kembar dari seluruh penjuru negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan mengenakan kostum tradisional, berbagai pasangan kembar - baik pria dan wanita, tua dan muda, bahkan bayi yang baru lahir - terlihat bersuka cita dalam festival ini.
Pariwisata 'si kembar'
Para ahli mengatakan kota Igbo Ora memiliki populasi anak kembar tertinggi di Nigeria.
Statistik mengenai fenomena ini sulit didapat, tetapi sebuah penelitian oleh ginekolog Inggris, Patrick Nylander, antara tahun 1972 dan 1982 mencatat rata-rata terdapat 45 hingga 50 pasangan kembar per 1.000 kelahiran hidup di wilayah tersebut.
Itu sebanding dengan tingkat kelahiran 33 pasangan kembar per setiap 1.000 kelahiran di Amerika Serikat, menurut Pusat Statistik Kesehatan Nasional.
Penduduk di kota yang berjarak sekitar 100 kilometer di utara kota terbesar Nigeria, Lagos, mengatakan bahwa hampir setiap keluarga memiliki beberapa anak kembar.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...
Pemuka adat Jimoh Olajide Titiloye, dalam wawancara dengan AFP pada tahun 2019, membenarkan hal tersebut.
"Saya kembar, istri saya kembar dan saya punya anak kembar," katanya.
"Hampir tidak ada keluarga di kota ini yang tidak memiliki sepasang anak kembar."
Dia mengatakan festival tahunan bertujuan untuk mempromosikan Igbo-Ora sebagai "destinasi wisata anak kembar di dunia" dan bahwa upaya sedang dilakukan untuk mendaftarkan kota dalam Guinness Book of Records.
Pemuka adat lainnya, Oba Lamidi Adeyemi, mengatakan kelahiran anak kembar biasanya "menandai kedamaian, kemajuan, kemakmuran, dan keberuntungan bagi orangtua mereka," menambahkan bahwa orangtua harus selalu merawat anak-anaknya dengan baik.
Tetapi sementara anak kembar dipandang sebagai berkah oleh banyak orang dewasa, hal itu tidak selalu terjadi di beberapa bagian selatan Nigeria.
Pada masa pra-kolonial, si kembar sering dianggap sebagai wujud sosok jahat yang berujung pengasingang sampai pembunuhan.
Misionaris Skotlandia Mary Slessor disebut membantu mengekang praktik itu di akhir abad ke-19.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...
[Gambas:Photo CNN]
Makanan atau gen?
Para ilmuwan belum mengatakan secara pasti mengapa kota Igbo-Ora memiliki populasi anak kembar yang tinggi.
Penduduk setempat memiliki teori bahwa itu adalah hasil diet kaum perempuannya.
"Orang-orang kami makan daun okra atau sup ilasa dengan ubi dan amala (tepung singkong)," kata salah satu tokoh masyarakat, Samuel Adewuyi Adeleye.
Ubi jalar diyakini mengandung gonadotropin, zat kimia yang membantu wanita menghasilkan banyak sel telur.
"Air yang kita minum juga berkontribusi pada fenomena kembar ini," tambah Adeleye.
Namun pakar kesuburan skeptis, dan menunjuk ke penjelasan lain.
Mereka mengatakan tidak ada hubungan yang terbukti antara diet dan tingkat kelahiran yang tinggi, dengan makanan yang sama dikonsumsi di seluruh wilayah.
"Ini masalah genetik," kata Emmanuel Akinyemi, direktur medis Estate Clinic yang berbasis di Lagos.
"Saya pikir gen untuk banyak kelahiran ada di wilayah ini dan ini telah diturunkan dari generasi ke generasi."
[Gambas:Photo CNN]