Mencari Makna Hidup dalam Tur Wisata ke Kampung Begal

CNN Indonesia
Jumat, 27 Agu 2021 11:50 WIB
San Agustin selama ini dikenal sebagai kampung kumuh dan sarat kriminal. Namun, warga di sana nampak lebih guyub ketimbang di pemukiman kaya. (AP/Ariana Cubillos)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kerumunan turis berjalan menyusuri jalan-jalan sempit di antara rumah berdinding bata di kota kumuh San Agustín, sementara para musisi mengawal kelompok itu memainkan lagu-lagu untuk membawa suasana meriah ke dalam tur.

Penduduk San Agustin menyaksikan dengan takjub saat turis berjalan melewati rumah mereka: apa yang bagi mereka adalah pemandangan sehari-hari namun bagi turis adalah tontonan sekali seumur hidup.

Lingkungan San Agustin, dekat pusat Caracas, Venezuela, yang sempat "disekap" masalah sampah dan geng kriminal, kini memiliki harapan dan keyakinan bahwa seni dan budaya mampu mengubah aura suram di pemukiman mereka.

Reinaldo Miajres, seorang promotor budaya berusia 54 tahun, presiden '100% San Agustín Foundation' mulai menawarkan tur berpemandu wisata melalui kota kumuh San Agustin untuk mempromosikan kisah kehidupan kaum tertinggal ini.

"Selamat datang di San Agustín Cumbe Tour, rute wisata budaya menuju 'barrio' kita tercinta," kata Mijares kepada turis di dalam bus yang akan mengantar mereka ke sekitar San Agustin, seperti yang dikutip dari AP pada Senin (23/8).

Penduduk San Agustin telah berusaha untuk menunjukkan bahwa cara hidup mereka yang sederhana, di mana seni jalanan, makanan enak, dan musik meriah seperti salsa dan lagu Kuba terdengar, tidak hanya menjadi sumber kegembiraan di tengah kesulitan, tetapi juga dapat menarik minat wisatawan domestik dan mancanegara berkunjung.

Perbedaan mencolok antar kelas terlihat saat turis - beberapa dari mereka dari daerah kelas menengah kaya yang tinggal di kawasan Caracas timur - memulai petualangan naik kereta gantung, sistem transportasi yang diresmikan pada tahun 2010 untuk memungkinkan transportasi yang lebih memadai dari dan ke kota-kota kumuh.

"Ketika saya berkendara di sana di jalan bebas hambatan dan saya melihat kereta gantung naik dan turun, saya tidak pernah berpikir saya akan naik salah satu dari kereta gantung itu," kata Miguel Espinoza, pria pensiunan berusia 77 tahun yang bergabung dalam tur wisata ini.

Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...

 



Mencari Makna Hidup dalam Tur Wisata ke Kampung Begal


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :