Covid-19 dapat memicu terjadinya badai sitokin pada tubuh. Badai sitokin dapat membuat penderitanya mengalami kondisi kritis hingga berisiko menyebabkan kematian.
Badai sitokin Covid-19 dapat terjadi pada siapa saja. Namun, kondisi ini lebih rentan terhadap orang yang sudah lanjut usia atau lansia.
Dokter spesialis penyakit dalam Ceva Wicaksono menyebut penderita Covid-19 yang sudah memasuki usia di atas 55 tahun harus waspada terhadap badai sitokin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak terjadi itu pada usia 55 tahun sampai 65 tahun, bahkan lebih tinggi. Maka itu, kita bisa selalu antisipasi pada pasien usia lanjut. Semakin lanjut usia, risiko terjadi badai sitokin semakin besar," kata Ceva saat memberi keterangan melalui kanal YouTube PB IDI terkait 'Bagaimana Cara Agar Terhindar Dari Badai Sitokin', Jumat (27/8).
Kenapa orang usia lanjut lebih rentan terkena badai sitokin?
Menurut Ceva, hal ini bisa terjadi karena respons imun di tubuh seseorang saat semakin tua, semakin menurun. Respons imun yang berubah atau berlebihan dalam merespons virus menyebabkan badai sitokin.
Badai sitokin terjadi saat tubuh tak lagi paham seberapa banyak harus memproduksi sitokin untuk melawan virus-virus yang masuk ke tubuh.
"Dan ini yang berujung pada badai sitokin. Misal virus itu ada di paru-paru, ya itu imun menyerang paru-paru berlebihan. Kan respon imun saat sudah dewasa juga cenderung berbeda dengan imun saat masih muda," kata Ceva.
Ceva menyebut hingga saat ini dunia medis belum bisa mengetahui apa saja penyebab terjadinya badai sitokin. Namun, kemungkinan faktor usia menjadi salah satu penyebab utama terjadinya kondisi ini.
Lihat Juga : |
"Makin dewasa orang, makin besar kemungkinan terjadi badai sitokin. Kita bisa antisipasi pada pasien yang usia lanjut. Resiko badai sitokin besar mungkin disebabkan oleh sel kekebalan kita untuk meregulasi respon imun makin kacau," kata dia.
Terkait faktor karena penyakit lain di tubuh atau dikenal dengan istilah komorbid pun, belum bisa dipastikan menjadi penyebab terjadinya badai sitokin.
Hanya saja, saat seseorang memiliki komorbid, badai sitokin yang terjadi di tubuh manusia bisa memperparah penyakitnya.
Simak kapan pasien Covid-19 mengalami badai sitokin di halaman selanjutnya.