3. Adaptasi dengan ritme tidur
Ada tipikal 'morning person' dan ada pula yang 'night owl'. Nyatanya ini juga bisa sumber masalah buat pasangan saat kebetulan chronotype atau ritme tubuh berkaitan dengan jam tidur internal berbeda.
"Penting bagi setiap pasangan untuk mengikuti jadwal tidur mereka sendiri dan hidup sesuai chronotype mereka sendiri," kata Martin Reed, pakar kesehatan tidur klinis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chronotype ini akan berubah seiring pertambahan usia. Namun berusaha mengubah justru akan menimbulkan masalah. Burung hantu yang mencoba tidur awal malah berakhir dengan insomnia. Sebaiknya tetap ikuti isyarat internal tubuh baik saat bangun maupun tidur.
4. Kasur yang tepat
Agar bisa muat berdua, Anda tentu memerlukan kasur yang besar. Ini juga untuk memenuhi kebutuhan ruang untuk masing-masing individu. Kemudian yang tidak kalah penting adalah pilihan kasurnya.
Ada dua syarat utama jika ingin mempertimbangkan ganti kasur yakni stabilitas dan dukungan. Stabilitas berarti kasur tidak terlalu peka akan gerakan atau mudah bergoyang (bounchy). Lalu dukungan yang berarti kasur mampu menampung berat badan Anda berdua dan gaya tidur atau posisi tidur biasanya.
5. Dua selimut lebih baik
Saat berangkat tidur, kondisi satu selimut bisa rapi dan pas dipakai berdua. Namun saat tengah malam, rasanya selimut ditarik pasangan sehingga Anda berakhir kedinginan. Kalau begini terus, tentu tidur jadi tidak nyaman.
Sebenarnya tidak masalah jika Anda dan pasangan memiliki perlengkapan tidur secara personal. Jika dua selimut lebih nyaman, kenapa tidak?
6. Langkah tepat saat terbangun tengah malam
Mungkin Anda atau pasangan kerap terbangun tengah malam dan memilih melakukan hal lain untuk mengisi waktu. Shukla menyarankan untuk pergi ke ruangan lain dan lakukan aktivitas yang bisa membuat rileks. Ini agar tidak mengganggu pasangan yang sudah terlelap.
"Jika Anda ingin membaca atau membuka ponsel, mohon jangan melakukannya sembari dekat dengan pasangan," katanya.
7. Sesekali tidur terpisah
Tidur terpisah kerap dikonotasikan kondisi rumah tangga yang tidak akur. Padahal Kristie Overstreet, seksolog dan psikoterapis, mengatakan ada banyak hubungan yang sehat tidak selalu tidur di ruangan yang sama karena mereka bisa memenuhi kebutuhannya dan masih tetap terkoneksi.
Faktanya, tidur terpisah bisa mengoptimalkan kondisi kesehatan. Bahkan ini juga akan meningkatkan keintiman.
"Saat tidur di ruangan terpisah, itu akan membuat Anda saling rindu," kata Overstreet mengutip dari Livestrong.
(els/chs)