4. Awasi aktivitas di dunia maya
Anak usia SD hingga SMP mulai banyak mengakses gadget. Orang tua perlu mengajarkan privasi baik dari segi fisik, lingkungan juga privasi di dunia maya. Orang tua bisa memulai dari memberitahu anak informasi apa saja yang boleh dan tidak boleh dicantumkan di media sosial.
"Nomor telepon, alamat, itu enggak usah dijelaskan di biodata. Anak dijelaskan bahwa untuk menghindari orang yang bermaksud jahat dan melacak keberadaan kita," jelas Kantiana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian tidak ada salahnya menerapkan private mode (mode privat). Ini akan melindungi anak dari orang-orang tak dikenal yang berusaha mengakses akun, melacak informasi, mengambil unggahan lau hal-hal lain yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Anak perlu tahu bahwa dengan mode ini, ia bisa memfilter siapa saja yang bisa berinteraksi dengannya.
5. Kerjasama dengan sekolah
Saat anak di luar rumah, orang tua akan mempercayakan anak pada sekolah. Perlu kerjasama yang baik antara orang tua dan sekolah untuk memaksimalkan perlindungan buat anak.
Kantiana menyarankan untuk menginfokan sekolah bahwa yang mengantar dan menjemput anak ke sekolah ayah atau ibunya. Jika yang menjemput orang lain, orang tua wajib memberitahu pihak sekolah. Langkah ini akan menghindarkan anak dari interaksi dengan orang asing yang tidak ia kenal.
"Di area sekolah, sampai batas mana anak boleh bermain. Kemudian kalau ada apa-apa, orang tua punya kontak yang bisa dihubungi," imbuhnya.
(els/chs)