Jakarta, CNN Indonesia --
Momongan dianggap suatu rezeki yang sebaiknya tidak ditolak. Namun para pasangan tetap memiliki pilihan untuk melakukan perencanaan termasuk dengan kontrasepsi. Berikut jenis-jenis kontrasepsi menurut BKKBN beserta kelebihan dan kekurangan kontrasepsi.
Tiap 26 September dirayakan Hari Kontrasepsi Sedunia dalam rangka meningkatkan kesadaran akan kesehatan reproduksi dan pentingnya perencanaan keluarga termasuk kehamilan.
Kontrasepsi sendiri merupakan cara atau metode mencegah kehamilan. Ada beragam jenis kontrasepsi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dilihat secara garis besar, kontrasepsi bisa dibedakan menjadi kontrasepsi hormonal, penghalang fisik, alami, juga jangka waktu.
Berikut jenis-jenis kontrasepsi menurut BKKBN beserta kelebihan dan kekurangan kontrasepsi.
Kontrasepsi hormonal
1. Pil KB
Salah satu jenis kontrasepsi hormonal adalah konsumsi pil yang mengandung kombinasi hormon progesteron dan estrogen. Di Indonesia, biasanya orang menyebutnya dengan istilah pil KB (Keluarga Berencana).
Sebagaimana dilansir Hello Sehat, pil KB membantu menahan ovarium (indung telur) agar tidak memproduksi sel telur. Kemudian memungkinkan sel telur tidak 'bertemu' dengan sperma. Konsumsi pil harus sesuai resep dokter dan biasanya diminum di waktu yang sama setiap hari.
Plus, CDC menyebut tingkat kegagalan pil KB hanya sekitar 7 persen. Kemudian mampu melancarkan haid dan mengurangi kram. meski ada pula yang tidak mengalami haid.
Minus, dokter mungkin tidak meresepkan pil KB untuk perempuan usia di atas 35 tahun, merokok dan ada riwayat pembekuan darah atau kanker payudara. Pil KB juga ada potensi menaikkan berat badan. Namun ini bisa diatasi dengan diet sehat dan olahraga rutin.
2. Pil KB Progestin
 Ilustrasi jenis kontrasepsi pil progestin. (iStockphoto/Doucefleur) |
Tidak seperti pil KB, pil KB progestin alias pil mini hanya mengandung progestin. Pil mini baik dikonsumsi oleh perempuan yang tidak cocok mengonsumsi estrogen.
Pil membuat lendir serviks lebih kental sehingga tidak memungkinkan sperma menempel pada sel telur.
Plus, minim efek samping, tidak mengganggu produksi ASI. Kegagalan sekitar 7 persen.
Minus, siklus menstruasi tidak teratur, potensi kenaikan berat badan.
3. KB suntik
Kb suntik juga salah satu jenis-jenis kontrasepsi menurut BKKBN. Berikut kelebihan dan kekurangan kontrasepsi jenis KB suntik.
Menurut laman Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPPKBPMD) Kabupaten Bantul, metode suntik KB berarti menyuntikkan hormon progestin ke aliran darah untuk menghentikan ovulasi. Ada dua jenis suntikan yakni, suntik KB 3 bulan dan 1 bulan.
Plus, lebih praktis dan efektif daripada pil KB dengan tingkat kegagalan 4 persen. Bahkan kegagalan suntik KB 1 bulan bisa kurang dari 1 persen.
Minus, harga relatif mahal, perlu kunjungan ke dokter, tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual (PMS), siklus menstruasi tidak teratur, tidak dianjurkan untuk perempuan dengan riwayat migrain, diabetes, sirosis hati, stroke, serangan jantung.
4. Intrauterine Device (IUD) hormonal
IUD merupakan alat kontrasepsi dengan bentuk menyerupai huruf T berbahan plastik. Alat ini ditempatkan pada rahim dan bekerja dengan menghalau sperma agar tidak membuahi sel telur.
IUD ada dua yakni, IUD tembaga (nonhormonal) dan IUD hormonal. Bedanya, IUD nonhormonal bisa bertahan hingga 10 tahun, sedangkan IUD hormonal perlu diganti tiap 5 tahun.
Plus, perawatan tidak rumit dan tahan lama.
Minus, risiko bergeser dan keluar dari tempatnya, biaya mahal dan risiko efek samping berupa bercak darah pada 3-6 bulan pertama pemakaian.
Simak jenis-jenis kontrasepsi menurut BKKBN beserta kelebihan dan kekurangan kontrasepsi.
Berikut jenis-jenis kontrasepsi menurut BKKBN beserta kelebihan dan kekurangan kontrasepsi.
Kontrasepsi penghalang fisik
1. Kondom
Alat kontrasepsi satu ini terbilang paling mudah ditemukan dan praktis digunakan. Selama ini kondom yang beredar di pasaran kebanyakan hanya untuk laki-laki, sedangkan kondom untuk perempuan masih cukup jarang ditemukan.
Kelebihan kondom sebagai alat kontrasepsi adalah mencegah kehamilan dan PMS, serta harganya murah.
Sementara kekurangannya, hanya sekali pakai, risiko bocor atau terlepas.
2. Spermisida
Spermisida biasanya berupa jeli, krim, membran atau busa mengandung bahan kimia untuk membunuh sperma. Spermisida akan diaplikasikan di dalam vagina sebelum penetrasi.
Plus, harga terjangkau dan mudah digunakan.
Minus, kurang praktis sebab ada yang perlu diaplikasikan 30 menit sebelum penetrasi, risiko iritasi, perlu digunakan bersama kontrasepsi lain (kondom), tingkat kegagalan mencapai 29 persen.
3. Diafragma dan cervical cap
Metode penghalang ini diletakkan di dalam vagina untuk menutup leher rahim sehingga menghalangi sperma masuk. Diafragma bentuknya seperti cangkir tapi cekungannya tidak dalam. Umumnya digunakan bersama spermisida.
Sedangkan cervical cap bentuknya sama seperti diafragma tetapi ukurannya lebih kecil.
Plus, harganya terjangkau, untuk cervical cap bisa digunakan hingga 2 kali
Minus, pemasangan harus dilakukan dokter, harus dilepas saat haid, tingkat kegagalan mencapai 17 persen dan 30 persen pada cervical cap.
4. IUD nonhormonal
 Ilustrasi alat kontrasepsi IUD. (iStockphoto/Lalocracio) |
IUD nonhormonal juga disebut IUD tembaga merupakan salah satu jenis-jenis kontrasepsi menurut BKKBN. Berikut kelebihan dan kekurangan kontrasepsi jenis IUD nonhormonal.
Alat kontrasepsi ini bisa bertahan hingga 10 tahun. Kelebihan IUD nonhormonal yakni perawatan tidak rumit dan tahan lama.
Sedangkan kekurangannya, seperti IUD hormonal ada risiko bergeser sampai keluar, bercak darah, biaya mahal juga IUD tembaga bisa mengakibatkan haid tidak lancar.
Berikut jenis-jenis kontrasepsi menurut BKKBN beserta kelebihan dan kekurangan kontrasepsi.
Kontrasepsi alami
1. Sistem kalender
Metode kontrasepsi satu ini berbasis waktu kesuburan. Perempuan memiliki masa subur yakni jumlah hari dalam sebulan di mana peluang kehamilan sangat tinggi. Berangkat dari sini, hubungan seks dilakukan di luar masa subur. Kemudian jika ingin berhubungan seks di masa subur, bisa menggunakan alat kontrasepsi (kondom).
Plus: tanpa biaya atau alat, hanya perlu mengandalkan perhitungan masa subur.
Minus: rentang peluang kegagalan bervariasi 2-23 persen.
2. Menyusui
Masa menyusui bisa menjadi KB alami atau disebut Metode Amenore Laktasi (MAL). Saat menyusui, ibu memerlukan hormon untuk melancarkan produksi ASI. Rupanya hormon ini juga mencegah pelepasan hormon untuk ovulasi.
Plus: tidak memerlukan biaya atau alat apapun.
Minus: CDC menyebut perlu tiga kondisi agar MAL bisa dilakukan yakni, amenore (tidak mengalami menstruasi pascamelahirkan), menyusui sepenuhnya atau hampir sepenuhnya dan kurang dari 6 bulan setelah melahirkan. Kalau ada salah satu yang tidak terpenuhi, perlu bantuan metode kontrasepsi lain.
Kontrasepsi dilihat dari jangka waktu
Metode kontrasepsi jangka pendek (Non-MKJP)
Kontrasepsi jangka pendek berarti kontrasepsi yang digunakan dalam waktu relatif singkat sehingga perlu pembaruan atau diganti misalnya kondom, pil KB dan suntik KB.
Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)
Menurut laman resmi BKKBN, MKJP digunakan untuk menunda, menjarangkan kehamilan serta menghentikan kesuburan yang digunakan dalam jangka panjang. Metode ini terbilang lebih rasional dan minim efek samping.
Adapun jenisnya antara lain:
- IUD
- implan, bentuknya batang kecil dari plastik, dipasang di bawah lapisan kulit lengan atas bagian dalam. Implan ini berisi hormon progesteron. Perempuan bisa kembali subur saat implan dicabut.
- tubektomi, operasi pengangkatan atau pemotongan saluran telur perempuan. Tindakan ini dilakukan ketika pasangan tidak menginginkan anak secara permanen.
- vasektomi, tindakan pada laki-laki guna mengikat saluran sperma sehingga air mani yang keluar tidak mengandung sperma. Metode ini tidak mengganggu ereksi.