Wisata Lereng Merapi wajib masuk daftar kunjung Anda jika kali pertama ke Jogja. Dari tempat ini, Anda dapat meraba dahsyatnya letusan Gunung Merapi pada 2006 lalu yang mengubah total wajah daerah di sekitarnya.
Untuk melihat Gunung Merapi dari dekat, Anda bisa mengikuti tur Merapi yang banyak dipilih orang-orang untuk menikmati wisata Lereng Merapi. Dalam tur, Anda akan diajak melihat jurang hasil dari letusan Gunung Merapi, Museum Sisa Hartaku yang menampilkan berbagai barang yang meleleh akibat suhu panas lava Merapi.
Untuk menghindari cuaca yang terlalu panas, Anda sebaiknya datang di pagi atau sore hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Wisata populer di Jogja berikutnya adalah Goa Jomblang. Mungkin tidak banyak yang tahu tempat ini dan kalah pamor dibanding Goa Pindul. Namun siapa sangka, jika Goa ini malah terkenal di mancanegara.
Goa Jomblang tersohor karena merupakan goa vertikal yang terbentuk akibat amblesnya tanah ke dasar bumi. Fenomena alam itu kemudian membentuk Goa Jomblang sedemikian rupa, sehingga tersaji pemandangan spektakuler cahaya matahari yang jatuh presisi di lubang goa.
Jika ingin berkunjung ke tempat ini, Anda harus mempersiapkan fisik yang prima. Pasalnya, Anda akan diajak turun ke dalam goa dengan kedalaman 60 meter di bawah permukaan bumi dan trekking selama beberapa menit untuk menuju tempat 'cahaya surga' berada.
![]() |
Borobudur telah lama menjadi wisata populer di Yogyakarta. Bagi Anda yang kali pertama ke Yogyakarta, tempat ini wajib dikunjungi.
Tempat wisata ini menyimpan sejarah panjang kerajaan di Pulau Jawa kala itu, khususnya Kerajaan Mataram Kuno. Tidak heran, sejak 1991, UNESCO memasukkan Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia.
Borobudur terdiri dari beberapa susunan. Susunan candi diyakini memiliki makna tersendiri, sebagaimana umat Buddha percaya terhadap roda kehidupan.
Pengunjung dapat menyewa jasa tour guide untuk mengetahui makna ukiran yang terkandung di setiap susunan.
Jika ingin menikmati Borobudur dari sisi lain, coba-lah berkunjung saat matahari terbit dan tenggelam. Naik hingga ke puncak candi, dan melihat pemandangan indah dari puncak candi.
Di tengah pandemi Covid-19, perjalanan wisata masih dikategorikan sebagai perjalanan bukan darurat, sehingga sebaiknya tidak dilakukan demi mencegah penyebaran dan penularan Covid-19, terutama di daerah yang masih minim fasilitas kesehatannya.
Jika hendak melakukan perjalanan antarkota atau antarnegara, jangan lupa menaati protokol kesehatan pencegahan Covid-19, dengan mengenakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak fisik antarpengunjung. Jangan datang saat sakit dan pulang dalam keadaan sakit.
(imb/asr)