Lawan Taliban, Desainer Afghanistan Ingatkan Pesona Baju Adat

CNN Indonesia
Rabu, 22 Sep 2021 20:30 WIB
Desainer-desainer Afghanistan berjuang untuk membantu wanita di negara tersebut untuk merangkul kembali warisan budaya tradisionalnya.
Ilustrasi baju tradisional Afghanistan. (AFP/WAKIL KOHSAR)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sudah sejak lama perancang busana asal Kabul Anjilla Seddeqi mendapat inspirasi untuk koleksi labelnya dari pakaian tradisional wanita Afghanistan. Dalam kesehariannya dia menciptakan desain-desain baru untuk koleksinya.

Tapi sekarang, ketika Taliban kembali berkuasa, dia dan wanita emigran Afghanistan lainnya memperjuangkan warisan pakaian yang kaya di tanah air mereka untuk memprotes aturan berpakaian baru untuk siswa perempuan, dan membantu wanita yang terkena dampak kembalinya gerakan tersebut.

"Saya merasa apa yang Taliban coba lakukan adalah untuk menghapus perempuan Afghanistan dari masyarakat pada umumnya, dan kemudian juga menghapus budaya kita. Dan bagian dari itu adalah pakaian kita," kata Seddeqi dikutip dari Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka perlu diingatkan sepanjang waktu ... Diam bukanlah pilihan," kata Seddeqi, yang kreasi pakaian malamnya yang berani dan berwarna-warni dipotong dalam brokat dan sutra.

Sejak berkuasa pada pertengahan Agustus, para pejabat Taliban telah berusaha untuk meyakinkan dunia bahwa mereka telah berubah sejak pemerintahan fundamentalis 1996-2001 yang keras, ketika perempuan harus menutupi diri mereka dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Mereka mengatakan perempuan akan dapat belajar dan bekerja di luar rumah mereka, tetapi menteri pendidikan tinggi yang baru mengatakan awal bulan ini siswa perempuan harus mematuhi aturan berpakaian Islami termasuk jilbab agama cadar.

Tidak jelas apakah itu berarti jilbab atau penutup wajah wajib.

Untuk menyuarakan hal ini, para wanita Afghanistan yang tinggal di luar negeri mulai mengunggah foto online dengan pakaian tradisional yang cerah. Rambut dan wajah mereka pun tak tertutup kain.

"Saya pikir ekspresi apa pun melalui mode akan sangat, sangat terbatas," katanya.

"Wanita Afghanistan harus mematuhi aturan berpakaian standar. Itulah yang menjadi sinyal bagi saya (untuk bersuara)."

"Saya sangat senang melihat bahwa sesama wanita Afghanistan menunjukkan bahwa apa yang dipaksakan oleh Taliban bukanlah pakaian tradisional," kata Seddeqi tentang kampanye virtual di bawah tagar termasuk #DontTouchMyDress.


Bentuk perlawanan yang mereka lakukan adalah dengan mengajak wanita negara tersebut untuk merangkul warisan budaya mereka.

"Pada awalnya, butuh banyak keberanian untuk mulai mengenakan pakaian lokal. Sekarang, banyak gadis yang mengambilnya kembali," kata desainer Inggris-Afghanistan Marina Khan.

Dia mengatakan pakaian wanita tidak boleh diawasi oleh pria, tetapi menambahkan bahwa banyak wanita Afghanistan yang lebih suka mengenakan kerudung harus dihormati pilihan mereka. Gaun tradisional Afghanistan juga sederhana dan tidak terbuka, katanya.

Seperti Seddeqi, dia juga berharap untuk bekerja dengan lebih banyak perajin perempuan di Afghanistan karena mereka menghadapi peluang kebebasan yang semakin berkurang untuk bekerja di bawah pemerintahan baru Taliban.

(chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER