Alasan Psikologis Anak Gemar Mainan Dinosaurus
Mainan berbentuk dinosaurus banyak disukai oleh anak-anak. Tak terkecuali James Kirkland, ahli paleontologi dari Universitas Utah, Amerika Serikat yang menyukai dinosaurus sejak kecil.
Hal itu bermula ketika ia mendapatkan mainan dinosaurus dari ayahnya. Tak disangka hal itu mengantarnya menjadi ahli paleontologi yang membuatnya bergulat dengan fosil dinosaurus sungguhan selama 50 tahun.
Menurut ketua Komite Akademi Pediatrik Amerika Serikat, dr. Arthur Lavin, anak-anak cenderung suka dengan mainan dinosaurus sejak masih kecil. Namun, tidak semua anak-anak yang menyukai dinosaurus akan tumbuh menjadi seorang paleontologi.
Pada saat usia 3-4 tahun anak-anak melalui fase hyperfixation atau yang juga disebut dengan bermain dengan imajinasi. Di fase ini, anak-anak sangat menyukai hal-hal yang berhubungan dengan peri, monster termasuk dinosaurus.
Bayi yang baru lahir mereka tidak akan menyadari tentang kehadirannya selama tiga bulan pertama.
" Saat berusia satu tahun, mereka belum memiliki kesadaran tentang dirinya," ujar Lavin.
Lalu saat memasuki usia 18 bulan hingga 3 tahun, anak-anak mulai menyadari dirinya tapi masih bingung dengan sekelilingnya.
"Itulah yang kami sebut dengan masa-masa terrible two, karena mereka tahu apa yang mereka mau tapi mereka tidak yakin bagaimana mendapatkannya," ujar Lavin.
Memasuki usia tiga tahun, mereka mulai bisa merasakan hal-hal di sekelilingnya dan ingin mencobanya.
Di sini anak-anak mulai memahami konsep tentang dirinya dan membangun dunia dalam imajinasinya.
Figur Dinosaurus cocok dengan dunia imajinasi karena mereka tidak hidup di masa sekarang. Mereka tergolong sebagai makhluk peri dan unicorn.
Anak-anak dengan ketertarikan yang tinggi terhadap hewan yang sudah punah akan dengan mudah mengingat ulang nama-nama dinosaurus yang sulit seperti yang dialami James Kirkland.
Hal itu dikarenakan otak anak di usia 3-4 tahun sedang mengalami masa perkembangan. Di usia itu anak-anak sedang mengembangkan kemampuan bahasa dan belajar kata baru setiap harinya. Maka dari itu anak-anak lebih mudah mengingat nama-nama dinosaurus dibandingkan orang dewasa.
Saat menginjak usia 5-6 tahun, ketertarikan anak terhadap dinosaurus mulai berkurang. Hal itu dikarenakan anak-anak di usia tersebut mulai mengembangkan kemampuan sosial dan gemar berinteraksi dengan anak-anak lainnya.
"Walaupun orang tua masih mau membahas dinosaurus dengan anak-anak dan pergi ke museum, tapi sedikit yang tertarik untuk mengetahuinya," ujar Eli Lebowitz.
Kendati demikian, masih ada anak-anak yang tetap tertarik dengan dinosaurus. Mereka tidak menyerah dan terus menggali informasi tentang dinosaurus tentang penyebab kepunahan, bagaimana mereka berkembang biak, serta makanannya seperti yang dilakukan James Kirkland hingga sekarang.
(nly/ayp)