Lisa Brateman, psikoterapis dan spesialis hubungan di New York City, mengatakan jarak akan memberikan suatu perspektif dalam hubungan. Ini akan mendorong kesadaran diri saat tidak berada dalam situasi toksik dan jadi tahu apa yang salah.
"Break berarti beberapa bagian dalam hubungan harus berubah, atau hubungan tidak akan bertahan," imbuhnya.
Lakukan aktivitas yang dirasa nyaman buat Anda. Mungkin juga dengan hal-hal yang sudah lama tidak dilakukan. Kuncinya, temukan apa yang hilang dari hidup Anda selama ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anda sudah lama tidak mengambil kelas yoga atau pilates sehingga Anda menyempatkan diri untuk kembali ke kelas. Menulis jurnal pun akan membantu menampung isi pikiran yang ruwet. Bahkan tidak ada salahnya Anda kembali bertemu dengan sahabat atau teman lama.
Lee mengingatkan agar Anda memiliki ekspektasi yang valid dan realistis. Kadang ekspektasi Anda berasal dari kebutuhan yang tidak dipenuhi di masa lalu. Ini tidak hanya saat menjalin hubungan dengan mantan tetapi bisa juga hubungan dengan orang tua semasa kecil.
Tidak pas jika Anda menuntut pasangan untuk memenuhi kebutuhan ini. Break membuat Anda melihat kembali juga memilah ekspektasi-ekspektasi seperti ini.
Selama 'break' mungkin Anda menemukan bahwa hubungan ini tidak bisa dilanjutkan. Sebaiknya komunikasikan dengan pasangan. Hal ini pun berlaku saat Anda memutuskan untuk tetap melanjutkan hubungan. Jika ingin berlanjut, tentu perlu ada hal-hal yang diubah agar hubungan bertahan.
(els/agn)