Molnupiravir yang dikembangkan oleh Ridgeback Biotherapeutics LP dan Merck & Co disebut jadi obat Covid-19. Obat ini belakangan jadi harapan baru untuk menyembuhkan Covid-19.
Berikut beberapa fakta soal obat ini:
1. Obat pencegahan Sars-Cov
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Forbes, molnupiravir pertama kali dikembangkan sebagai obat pencegahan dan pengobatan untuk SARS-CoV dan MERS pada awal 2000-an. Obat ini sebelumnya telah terbukti bekerja melawan banyak virus yang menggunakan RNA polimerase yang bergantung pada RNA, yang juga dimiliki oleh SARS-CoV-2.
2. Cara kerja obat covid-19 molnupiravir
Molnupiravir adalah pengubah bentuk, yang disebut tautomer. Ini mengasumsikan dua bentuk, satu yang sangat mirip dengan urasil dan sitosin lainnya.
Menyalin RNA yang mengandung Molnupiravir menghasilkan cacat fatal dalam urutan, berhenti replikasi, memperpendek infeksi, dan membatasi penularan.
3. Dosis
Molnupiravir dalam dosis penuhnya mendorong pengurangan dalam beberapa hari menjadi negatif untuk virus dalam usapan nasofaring yang diambil dari peserta dengan infeksi SARS-CoV-2 yang bergejala. Lima hari setelah pemberian dosis, 0% dari mereka yang menerima dosis positif virus (0/47) dibandingkan dengan 24 persen dari kelompok plasebo (6/25).
4. Untuk obat penyakit lain
Selain pengurangan penularan Covid-19, Molnupiravir kemungkinan akan berguna melawan influenza, ebola, dan sejumlah besar virus lainnya juga.
Molnupiravir harus diberikan bersamaan dengan terapi lain untuk menghindari virus yang mengembangkan resistensi dengan cepat, yang dilengkapi dengan baik untuk semua virus ini.
5. Belum lolos uji klinis fase 3
Mercks mengatakan baru saja menyelesaikan uji klinis fase 2 molnupiravir kepada 202 orang dewasa yang terinfeksi virus corona tanpa gejala. Berdasarkan hasil studi fase dua tersebut, sebanyak 182 partisipan yang melakukan tes swab PCR setelah mengonsumsi obat tersebut menunjukkan penurunan jumlah virus dalam tubuh.
6. Efek samping Molnupiravir
Secara umum efek samping obat covid-19 molnupiravir adalah nyaris seimbang antara yang dapat Molnupiravir dan plasebo, yaitu 35 persen dan 40 persen. Menurut Tjandra, Molnupiravir diteliti pada pasien yang mempunyai setidaknya satu faktor risiko penyakit, atau yang biasa dikenal dengan komorbid.
"Yang paling sering adalah obesitas, diabetes melitus, penyakit jantung dan juga usia tua (>60 tahun)," kata Profesor Tjandra Yoga Aditama, Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI.
7. Kemenkes RI tunggu hasil uji
Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, segala jenis obat-obatan yang didatangkan ke Indonesia harus melalui lampu hijau yang diberikan regulator Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terlebih dahulu.
"Yang pasti kita tunggu selesai terlebih dahulu untuk uji klinis Molnupiravir," kata Nadia melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Senin (4/10).
8. Biaya produksi obat covid-19 molnupiravir
Biaya produksi obat covid-19 molnupiravir adalah U$17.74 (Rp25 juta), menurut laporan yang dikeluarkan minggu lalu oleh pakar harga obat di Harvard School of Public Health dan King's College Hospital di London, dikutip dari The Intercept.
![]() Disclaimer: penelitian ini masih membutuhkan kajian lebih lanjut dan mendalam sebelum bisa ditetapkan sebagai obat untuk mengatasi infeksi corona. WHO dan kemenkes hingga saat ini belum merekomendasikan obat tertentu untuk penyembuhan Covid-19. |