Dispar Bali Sebut Karantina 8 Hari Demi Cegah Lonjakan Kasus

CNN Indonesia
Kamis, 07 Okt 2021 10:05 WIB
Dinas Pariwisata Bali pun mengatakan bukan tak mungkin aturan tersebut dilonggarkan, dengan catatan jika jumlah kasus Covd-19 semakin turun.
Suasana di Pantai Pandawa, Bali, pada 2020. Dinas Pariwisata Bali menanggapi aturan karantina wisman selama delapan hari sebagai wujud kewaspadaan gelombang baru. (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)

Kadek Niti selaku Kepala Divisi Promosi dan Pengembangan Obyek Wisata Tanah Lot, mengusulkan agar durasi karantina bagi wisman dikaji ulang, misalnya hanya dimaksimalkan menjadi tiga hari, tentu saja dengan tes Covid-19 yang ketat.

"Kalau dari kita mendukung kebijakan pemerintah untuk membuka penerbangan internasional. Walau pun, untuk Bali baru enam negara yang dibuka penerbangan langsung. Kami tentunya berharap hal tersebut akan membawa dampak positif terhadap kunjungan wisman, khususnya ke DTW Tanah Lot," kata Niti, saat dihubungi, Rabu (6/10).

"Namun menurut kami, mungkin bisa dikaji lagi soal masa karantina delapan hari untuk wisman. Sepertinya itu terlalu lama. Jika mungkin bisa dimaksimalkan, mungkin cuma sampai tiga hari saja. Saat masuk bali dan setelah karantina nanti mereka kan juga sudah harus tes PCR dulu," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal senada juga disampaikan Bendesa Adat Kuta, Wayan Wasista. Ia memperkirakan, aturan karantina delapan hari bagi wisman kemungkinan tidak akan meningkatkan jumlah pengunjung luar negeri secara signifikan.

"Saya, rasa untuk tahap awal saya belum jamin jumlahnya bisa membeludak. Karena, aturannya sangat menyulitkan bagi wisman. Walaupun, internasional sudah bisa dibuka, tapi mereka wajib untuk isolasi atau karantina delapan hari," kata Wasista.

"Jangan-jangan, nanti dianggap ini wisata karantina. Apalagi biayanya mereka tanggung sendiri, kan sangat memberatkan mereka," pungkasnya.

Thailand bisa dibilang menjadi salah satu negara yang memiliki aturan karantina lebih "manusiawi".

Tak hanya "mengurung" wisman di hotel, mereka bahkan membuka dua pulau wisata, Phuket dan Ko Samui, sebagai pulau karantina dengan program yang disebut sandbox (kotak pasir).

Program yang dimulai pada Juli 2021 itu awalnya mengharuskan wisman karantina selama 14 hari di sana, tentu saja dengan beragam persyaratan dokumen dan dana yang harus dipenuhi wisman.

Namun tak hanya berdiam di hotel, wisman diperbolehkan berkeliling Phuket dan Ko Samui - yang notabene pulau wisata - hingga tes terakhirnya dinyatakan negatif Covid-19. Baru setelah selesai karantina, wisman boleh keliling Thailand.

Mengutip REUTERS pada Rabu, Thailand saat ini berencana memotong masa karantina wisman yang telah divaksinasi penuh selama tujuh hari.

(kdf/ard)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER