Kata Ahli soal Vaksin Moderna Picu Miokarditis pada Pria Muda

CNN Indonesia
Sabtu, 09 Okt 2021 08:20 WIB
Ilustrasi. Penggunaan vaksin Moderna ditangguhkan bagi pria berusia 30 tahun ke bawah di Finlandia dan Swedia karena ada laporan efek samping langka miokarditis. (iStockphoto/CiydemImages)
Jakarta, CNN Indonesia --

Penggunaan vaksin Covid-19 Moderna ditangguhkan bagi pria berusia 30 tahun ke bawah di Finlandia dan Swedia. Penangguhan ini dilakukan lantaran terdapat laporan efek samping langka yang dialami sejumlah penerimanya.

Efek samping langka tersebut berupa kelainan jantung dan pembuluh darah atau miokarditis yang dilaporkan dialami beberapa penerima vaksin buatan perusahaan asal Amerika Serikat tersebut dalam beberapa waktu terakhir.

"Sebuah studi negara Nordik yang melibatkan Finlandia, Swedia, dan Norwegia, menemukan bahwa pria di bawah 30 tahun yang menerima vaksin Moderna Spikevax memiliki risiko sedikit lebih tinggi mengalami miokarditis daripada yang lain," kata Salminen seperti dikutip Reuters.

Apa sebenarnya miokarditis dan mengapa pria berpotensi terkena miokarditis setelah divaksin Covid-19 dengan jenis vaksin mRNA seperti Pfizer dan Moderna?

Sebagaimana dilansir Mayo Clinic, miokarditis merupakan kondisi saat otot jantung mengalami peradangan sehingga mengurangi kemampuan untuk memompa darah, dan menyebabkan irama jantung yang cepat atau tidak normal (aritmia).

Infeksi virus dapat menyebabkan miokarditis. Terkadang miokarditis juga terjadi akibat reaksi terhadap obat, atau saat terjadi kondisi peradangan yang lebih umum.

Tanda dan gejala miokarditis termasuk nyeri dada, kelelahan, sesak napas, dan detak jantung yang cepat atau tidak teratur.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Vito Damay mengatakan, memang ada beberapa orang yang melakukan suntik vaksin dengan jenis mRNA mungkin mengalami peradangan jantung. Menurutnya, para penderita ini umumnya mengeluh mengalami sesak nafas hingga sakit dada.

Meski demikian, dia menyatakanbelum bisa dipastikan bahwa penyebab peradangan jantung ini karena vaksinasi mRNA yang disuntikkan ke mereka.

"Peradangan jantung ini pun bisa sembuh sehingga dianggap risikonya sangat kecil dan dilanjutkan pemberian (vaksinnya)," kata Vito saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (8/10).

Saat ini, lanjut Vito, penelitian lanjutan soal peningkatan risiko peradangan jantung karena suntik vaksin mRNA pun masih berlangsung.

Namun hal ini bukan berarti vaksinasi Covid-19 harus dihentikan karena ada keluhan peradangan jantung tersebut.

Lagi pula, kata Vito, terkena Covid-19 jauh lebih berbahaya bagi mereka yang memiliki riwayat peradangan jantung atau miokarditis. Covid-19 sendiri bahkan bisa menyebabkan peradangan jantung yang lebih parah.

"Secara keseluruhan orang yang terkena Covid-19 yang sampai kritis itu banyak yang menderita terkena miokarditis," katanya.

Mengapa vaksin mRNA bisa menyebabkan miokarditis pada usia muda?

Menurut Vito, mereka yang berusia 30 tahun ke bawah cenderung lebih berisiko terkena peradangan jantung setelah mendapat vaksin Covid-19 jenis mRNA. Hal ini bisa terjadi lantaran respons imun yang lebih aktif dan responsif.

"Namun hal ini masih perlu penelitian lagi, belum jelas benar hubungannya apakah benar karena vaksin secara langsung menyebabkan ini," kata dia.

"Sekarang jangan takut divaksin karena ada risiko ini, karena yang tidak divaksin jauh lebih berisiko terkena miokarditis saat terkena Covid-19," tegas Vito.

(tst/agn)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK