Jenny Yohana Kansil, founder Instituto di Moda Burgo Indonesia, melihat batik durian mampu merepresentasikan koleksinya. Lewat label JYK, batik durian pun diboyong untuk dipamerkan di Palazzo Visconti untuk ajang Milan Fashion Week 2021.
Koleksi Spring/Summer 2022 bertajuk 'Revolutionary Hope' hadir dalam 10 look busana. Situasi pandemi menuntut orang untuk beradaptasi juga membuat gebrakan. Jenny berkata gebrakan ini lebih pada dari dalam diri yakni lewat harapan (hope). Durian dirasa mampu menggambarkan tema.
"Durian dari luar kelihatannya enggak enak. Orang mikir, apa ini? Penuh duri, baunya tajam. Tapi bagian dalamnya sangat lembut. Durian mampu menggambarkan harapan. Luarnya keras, mau mendapatkan daging duriannya kan berjuang banget [tapi perjuangan membuahkan hasil manis]," jelas dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Batik dibuat dengan pewarna alam. Jengkol memberikan warna cokelat pekat yang cantik, sedangkan pinang memberikan warna cokelat yang cerah dan lembut. Di samping batik, busana juga menggunakan material vegan leather dari Bell Society.
Tak disangka batik disambut hangat dan positif di Italia. Wakil Kepala Perwakilan (Wakeppri) RI di Roma, Lefianna Hartati Ferdinandus menyebut upaya penguatan diplomasi wastra Indonesia perlu terus dilakukan.
"Ada sambutan positif dari berbagai pihak di Italia atas partisipasi dan diplomasi. Motif batik mulai dikenal tidak hanya kekhasannya tapi juga prosesnya yang ramah lingkungan," katanya.
Berkat turut serta di ajang mode internasional, batik durian makin ramai peminat. Rina mengaku sambutan dan dampak keikutsertaan batik durian di Milan Fashion Week benar-benar di luar ekspektasinya.
"Minat melonjak, luar biasa. Kami akan terus berusaha untuk tidak mengecewakan peminat," imbuhnya.
(els/chs)