Pandemi Covid-19 meningkatkan kesadaran untuk rajin mencuci tangan. Namun sayangnya, kebiasaan itu kini mulai menurun. Studi menunjukkan kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mencuci tangan mulai menurun dibandingkan saat awal pandemi pada 2020 lalu.
"Data dari Johns Hopkins menunjukkan perubahan perilaku di Indonesia dari Juli 2020, periode awal menyebar Covid-19 tahun lalu hingga Maret 2021. Aktivitas rutin mencuci tangan turun 5 persen," kata Head of Skin Cleansing & Baby Unilever Indonesia Maulani Affani dalam peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia. Hari Cuci Tangan Sedunia diperingati setiap 15 Oktober.
Temuan ini sejalan dengan sejumlah studi lain. Studi yang dilakukan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) juga mendapati kebiasaan mencuci tangan menurun jadi 51,5 persen dibandingkan awal pandemi yang sempat mencapai 100 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :![]() HARI CUCI TANGAN SEDUNIA Cuci Tangan vs Hand Sanitizer, Mana yang Lebih Baik? |
Selain itu, hanya 57 persen orang yang mencuci tangan enam kali atau lebih dalam sehari. Jumlah ini menurun dari 78 persen di masa awal pandemi.
Maulani mengingatkan agar setiap orang untuk tetap rajin mencuci tangan karena pandemi belum usai.
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan Imran Agus Nurali menjelaskan cuci tangan penting untuk pencegahan banyak penyakit, tak hanya Covid-19.
Lihat Juga : |
"Mencuci tangan bisa mencegah penyakit menular di Indonesia seperti diare, hepatitis, Covid-19 bisa kita cegah," kata Imran.
Imran menjelaskan agar efektif membunuh kuman dan virus penyebab penyakit, mencuci tangan perlu dilakukan minimal selama 20 detik.
"Minimal 20 detik supaya kumannya mati dan menggunakan air mengalir agar kuman luruh," tutur Imran.