Selain gaya hidup kota besar, tingkat angka kelahiran yang semakin menurun di Negeri Ginseng ikut andil dalam fenomena silver town ini.
Menurut Badan Statistik Korea Selatan, angka kelahiran padah tahun 2020 turun sebanyak 30.300 (-10%) dari tahun 2019 (Laporan 25 Agustus 2021), menjadikan tingkat angka kelahiran paling rendah dalam sejarah di Korea Selatan.
Inilah yang juga menyebabkan langkanya anak-anak ataupun jumlah penduduk yang berdiam di silver town.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai usaha penanggulangan pedesaan Korea yang rawan punah karena populasi yang menua dengan cepat, pemerintah daerah membuat kebijakan-kebijakan kreatif untuk menarik penduduk baru.
Karena pedesaan seperti Pohang, Shinan, ataupun Nokdo memiliki sejarah dan potensi wisata, ide-ide untuk membangkitkan kembali industri perikanan ataupun pertanian di daerah pedesaan yang menua lebih cenderung dipilih ketimbang ide meng-urbanisasikan daerah tersebut.
Sebuah pedesaan di kota Mungyeong, di bagian utara Provinsi Gyeongsan, menjadi salah satu contoh upaya pemerintah setempat menarik calon-calon petani muda untuk pindah dan menetap di sana dengan meringankan beban biaya sewa rumah.
Di daerah Shinan, pemerintah lokal mengupayakan teknologi solar dan memberikan subsidi bagi petani-petani muda untuk memulai usahanya.
Tak hanya itu saja, daerah yang juga memiliki hasil laut yang limpah ruah memberikan keringanan sewa kapal nelayan semenjak tahun 2019.
Usaha-usaha ini terbukti membantu masuknya pendatang-pendatang baru.
Tidak hanya usaha pemerintah lokal saja yang membantu, penduduk desa Gohyeon di daerah Namhae pun ikut campur tangan dalam pencegahan penuaan daerah mereka.
24 rumah direnovasi dan lahan pertanian disewakan gratis, tidak hanya untuk para calon petani dan peternak, tapi juga untuk mereka yang berniat pulang kampung dan menetap.
Usaha-usaha ini berbuah baik dan ditandai dengan mulai beroperasinya kembali sekolah yang tadinya hampir tutup karena tidak ada murid.
Seiring perkembangan teknologi, dan mulai maraknya kembali usaha pertanian, peternakan, dan perikanan di kalangan anak-anak muda, merevitalisasi daerah pedesaan dengan potensi alam yang besar pun kembali menjadi harapan yang dipegang bukan saja oleh pemerintah setempat, tetapi juga untuk penduduk lokal yang ingin menjaga sejarah dan alam daerahnya.
Siapa tahu dengan berkembangnya kembali pedesaan-pedesaan di tepi laut, destinasi wisata di Korea Selatan bukan lagi desa Gongjin yang hanya imajinasi belaka, tetapi bertambah dengan desa-desa unik dengan hasil alam yang melimpah.