A to Z: Sejarah, Tabu, sampai Mitos Menstrual Cup

CNN Indonesia
Sabtu, 06 Nov 2021 18:00 WIB
Apa yang biasa Anda gunakan saat menstruasi? Tentu pilihannya adalah pembalut sekali pakai. Namun kini ada menstrual cup. Kenali lebih lanjut soal menstrual cup
Apa yang biasa Anda gunakan saat menstruasi? Tentu pilihannya adalah pembalut sekali pakai. Namun kini ada menstrual cup. Kenali lebih lanjut soal menstrual cup(Istockphoto/gregory_lee)

Untung rugi penggunaan menstrual cup

Andon menuturkan, dari sisi medis tidak melihat plus minus penggunaan menstrual cup. Ini hanya soal pilihan untuk pengalaman menstruasi yang praktis dan nyaman. Dia menemukan beberapa perempuan kurang percaya diri menggunakan pembalut ditambah cukup repot jika harus ganti tiap beberapa jam sekali. Sedangkan menstrual cup bisa digunakan lebih lama hingga 6 jam tergantung ukuran dan aliran darah haid.

"Ada yang enggak pede (percaya diri) seperti ada yang tebal dan menonjol [karena pembalut tebal]. Lalu repot, harus gonta-ganti, mungkin sehari 2-3 kali ganti. Di situ para perempuan memilih menstrual cup. Tinggal pasang. Pembalut kebanyakan kan dibuang, nah ini bisa dikeluarkan, darah dibuang, [menstrual cup] dibersihkan dan dipakai lagi," katanya.

Dia menekankan, agar penggunaan menstrual cup tetap aman tanpa risiko penyakit, cawan harus rutin dikeluarkan dan darah haid dibuang. Darah haid yang ditampung terlalu lama bisa berisiko refluks atau berbalik menuju rahim, timbul infeksi hingga toxic shock syndrome (TSS). TSS merupakan kondisi langka di mana infeksi bakteri bisa sampai berisiko mengancam nyawa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kuman di situ kan banyak. Walau dikatakan darah kotor, sebenarnya darah itu steril yang dari rahim, tapi begitu sampai vagina bercampur dengan kuman vagina. Di situ kuman normal, kemudian bisa menjadi abnormal [saat bertemu dengan darah haid dari rahim]. Ini bisa memicu infeksi, sampai TSS sebab kuman mengeluarkan toksin," jelas Andon.

Kenapa tidak sepopuler pembalut?

Menstrual cup dikatakan lebih ramah lingkungan dan ekonomis dibanding pembalut khususnya pembalut sekali pakai. Namun harus diakui perempuan masih enggan melirik menstrual cup.

Menurut Andon, mayoritas perempuan ogah memasukkan benda asing ke dalam vagina. Bahkan ada pula yang sama sekali tidak pernah menyentuh vaginanya.

"Ada juga yang 'Waduh lubang [vagina] saya yang mana?'," kata dia disusul tawa.

Dokter spesialis kandungan, Riyana Kadarsari menuturkan keraguan menggunakan menstrual cup disebabkan cara penggunaannya bertolak belakang dengan nilai budaya yang ditanamkan di Indonesia. Terlebih topik kesehatan seksual masih terbilang tabu.

"Ada nilai yang ditanamkan pada kita, perempuan, kalau kita enggak boleh masukin apapun ke organ intim," kata Riyana beberapa waktu lalu.

Informasi lain yang harus kamu tahu soal menstrual cup masih ada di halaman selanjutnya...

Insert Artikel - Evolusi PembalutFoto: CNN Indonesia/Fajrian
Insert Artikel - Evolusi Pembalut

Mitos dan fakta menstrual cup

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER